Pemilu 2019

Sinau Bareng Cak Nun, Bupati Juliyatmono Ingatkan soal Pemilu: Cari yang Paling Memberi Manfaat

Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Emha Ainun Nadjib yang akrab disapa Cak Nun saat membuka acara Sinau Bareng Cak Nun dan Kyai Kanjeng di Lapangan Alun-alun Karanganyar, Minggu (3/1/2019) malam.

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Hadiri acara sinau bareng Emha Ainun Nadjib yang akrab disapa Cak Nun, Bupati Karanganyar Juliyatmono menyinggung soal Tri Darma Perjuangan Raden Mas Said.

Acara sinau bareng Cak Nun bersama Kyai Kanjeng merupakan serangkaian acara sekaligus penutup, peringatan Harlah ke-93 Nahdatul Ulama (NU) yang diselenggarakan PC NU Karanganyar.

Puluhan ribu jemaah duduk bersila, mengikuti jalannya acara yang diselenggarakan di Lapangan Alun-alun Karanganyar, Minggu (3/1/2019) malam.

Sembari menunggu kedatangan Cak Nun dan orang nomor satu di Bumi Intan Pari, Juliyatmono.

Kyai Kanjeng membuka acara bertajuk sinau bareng Cak Nun, dengan menyayikan beberapa pujian diikuti jemaah yang sudah duduk menunggu.

Tak berselang lama, hadir Cak Nun, Bupati-Wakil Bupati Karanganyar, Juliyatmono- Rober Christanto beserta jajaran Forkopimda Karanganyar.

Juliyatmono dalam sambutanya mengatakan, semoga melalui acara Harlah ke-93 NU, Indonesia semakin kokoh dan kuat.

Senantiasa terus mengawal pemerintah menjaga dan merawat keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesai (NKRI).

Dalam kesempatan tersebut, dia juga menyinggung Tri Darma perjuangan Raden Mas Said.

"Rumongso hanarbeni (merasa memiliki NU dan memiliki Indonesai), rumongso melu hangrungkepi (ikut merawat, melawan hoak serta ujaran kebencian).

Serta mulat sariro hangroso wani (harus bisa mawas diri serta instropeksi diri)," terangnya seperti dikutip TribunSolo.com dari Tribun Jateng.

Juliyatmono juga mengajak para jemaah yang turut hadir, ikut membenahi Kabupaten Karanganyar supaya semakin maju.

Mewakili Pemkab Karanganyar, ia mewanti-wanti supaya jangan sampai golput pada Pemilu 2019 yang diselenggarakan serentak 17 April 2019.

"Cari yang paling banyak memberikan manfaat, dan cari paling sedikit mudaratnya," jelas Juliyatmono.

Sementara itu, Cak Nun mengawali pembicaraan dengan pemintaan maaf, pasalnya ia memakai kemeja hitam.

Halaman
12

Berita Terkini