TRIBUNSOLO.COM - Sikap Ketua BEM Universitas Gadjah Mada, M Atiatul Muqtadir atau Fathur, menuai kontroversi lantaran menolak pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penolakan RUU yang disahkan oleh DPR RI.
Sikap Fathur ini mencuri perhatian sejumlah warganet termasuk komika Arie Kriting, yang menuliskan cuitan kekecewaan di Twitter.
Terlebih Fathur diduga menolak Rancangan UU Penghapusan Kekerasan Seksual (P-KS).
• M Atiatul Muqtadir Ketua BEM UGM Debat dengan Moeldoko yang Singgung Aksi Besar-besaran Mahasiswa
Arie Kriting menyebut BEM tidak selalu bisa mewakili suara mahasiswa.
Ia mengibaratkan peran BEM yang sama halnya dengan DPR yang dianggap belum tentu bisa mewakili suara rakyat.
BEM tidak selalu bisa mewakili suara mahasiswa,
seperti halnya DPR tidak selalu bisa mewakili suara rakyat.
• Presiden KM ITB: Ini Dewan Perwakilan Fahri Hamzah Bukan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia
Mirip sama hubungan antara partai dengan anggota dewan,
BEM seringkali hanya dihuni oleh perpanjangan tangan OMEK yang hadir dengan idealisme masing-masing.
Disebut Tolak RUU P-KS
Arie Kriting juga menanggapi sikap Fathur yang disebut-sebut menolak RUU P-KS.
Kan dia juga nolak RUU P-KS itu orang kalau gak salah.
Simpulkan saja sendiri. Itu satu visi sama teman-teman atau cuma cari panggung.
• Gibran Anak Jokowi Berpeluang Daftar Wali Kota Solo Lewat DPD-DPP, Ini Tanggapan Achmad Purnomo
Berikut pernyataan sikap BEM UGM terkait penolakan pertemuan dengan Presiden Jokowi:
1. Tidak menghadiri undangan pertemuan dengan Presiden yang dilakukan pada Juamt, 27 September 2019.