Marion merasa sangat sedih dengan gosip yang beredar di masyarakat saat itu karena faktanya, ia bahkan jarang keluar rumah untuk bermain.
Sempat stres
Marion mengatakan, bully-an yang diterimanya itu ternyata memengaruhi kondisi psikologisnya.
Ia kerap pulang dari sekolah dengan berlinang air mata karena merasa sakit hati.
Menanggapi keluhan putrinya, ibunda Marion hanya dapat menenangkan dan meminta Marion tak menyimpan dendam.
"Mama bilang emang susah cari teman sayang kalau memang orang-orang pada iri. Apalagi aku anak dari Kupang, waktu itu SD sudah bawa handphone kan emang minta dibuli begitu," kata dia.
Beruntung, karakter ayah Marion yang tegas dan ibunda yang religius berhasil membuat Marion bangkit dari keterpurukan.
Ia akhirnya dapat mengampuni kesalahan-kesalahan orang yang pernah membulinya dan berdamai dengan diri sendiri.
Marion juga dapat mengarahkan karakter selalu ingin menonjol itu ke arah yang lebih positif.
Kini, dengan kepercayaan diri dan keinginan Marion menjadi nomor satu itu membuatnya masuk dalam jajaran penyanyi sukses di Indonesia. (*)