Pasien Suspect Corona Meninggal di Solo

Hasil Lab Pasien Positif atau Tidak Corona yang Meninggal di RSUD dr Moewardi Solo Keluar 3-4 Hari

Editor: Asep Abdullah Rowi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto bersama Juru Bicara pemerintah untuk penanganan corona Achmad Yurianto serta jajaran direksi RSUP Persahabatan kepada awak media di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Kamis (12/3/2020).

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Hasil laboratorium terhadap pasien yang meninggal di ruang isolasi suspect Virus Corona RSUD dr Moewardi Solo masih menunggu penelitian dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Adapun Dinas Kesehatan Provinsi Jateng telah melakukan pengiriman sampel terhadap pasien pria 59 tahun yang beberapa hari dirawat dan akhirnya meninggal pada Rabu (12/3/2020).

Sampel yang dikirim ke laboratorium milik Kemenkes pada hari Selasa (10/3/2020), hasilnya terkait pasien tersebut positif atau tidak Virus Corona baru akan diketahui dalam kurun waktu 3-4 hari ke depan.

Pasien Suspect Corona yang Meninggal di RSUD dr Moewardi Solo Adalah Warga di Kampung Halaman Jokowi

Menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, sudah ada 39 orang yang diduga terinveksi virus itu.

Namun, 35 di antaranya telah dinyatakan negatif Covid 19 dan sudah pulang.

Kini tinggal dua orang yang masih dirawat intensif di dua rumah sakit.

Sebelumnya diberitakan Kompas.com, seorang pasien suspect Virus Corona berjenis kelamin laki-laki 59 tahun yang meninggal di kamar isolasi RSUD dr Moewardi Solo sempat mengeluhkan batuk, pilek dan demam.

Pasien yang sudah dirawat beberapa hari itu meninggal dunia pada Rabu (11/3/2020).

Wali Kota Solo Sebut Pasien Suspect Corona yang Meninggal di RSUD dr Moewardi Adalah Warga Semanggi

Sebelumnya, pasien dalam pengawasan (PDP) Covid 19 atau Virus Corona tersebut mengeluhkan batuk, pilek dan demam usai bepergian dari kegiatan seminar di daerah Bogor, Jawa Barat.

Dokter Spesialis Paru RSUD dr Moewardi Solo, Harsini mengatakan dua pasien PDP yang dirawat tersebut tidak ada riwayat perjalanan ke luar negeri dan tidak ada kontak dengan warga negara asing (WNA).

Namun, sebelumnya, keduanya sempat menghadiri acara seminar di Bogor pada 25 hingga 28 Februari 2020.

Kemudian, pada 29 Februari 2020 mengeluh batuk, pilek dan demam hingga dirawat di rumah sakit setempat.

Selanjutnya, karena demam tinggi mencapai 38 derajat, pada 8 Maret 2020 dirujuk ke RSUD Dr Moewardi dan menjalani perawatan di ruang isolasi sebagai PDP.

"Dua pasien itu sama-sama datang ke acara seminar di Bogor. Satu pasien masih dirawat di ruang isolasi, namun satu pasien meninggal dunia pada Rabu (11/3/2020) pukul 13.00 WIB. Meninggal disebabkan karena gagal nafas atau pneumonia," jelas Harsini saat konferensi pers di kantor Dinkes Jateng, Kamis (12/3/2020).

Daftar Film yang Ditunda Penayangannya karena Pandemi Corona, dari Mulan hingga Fast and Furious 9

Harsini menyatakan, jenazah pasien laki-laki yang berusia 59 tahun itu telah dimakamkan sesuai prosedur penanganan virus corona.

"Proses pemakaman jenazah kami perlakukan seperti pasien yang meninggal di RSUP Kariadi sesuai prosedur penanganan virus corona. Dibungkus plastik kemudian langsung dimasukkan ke peti. Dan tidak boleh ada keluarga pasien. Hanya ada tim medis," ujarnya.

Kendati demikian, pihaknya saat ini masih menunggu hasil laboratorium dari pasien suspect virus corona tersebut.

"Penyebab virusnya sedang kita telusuri yang jelas karena gagal nafas atau pneumonia. Kita juga masih menunggu hasil lab dari Litbangkes yang sudah dikirim hari Selasa (10/3/2020).

Apabila positif akan melakukan tracking tentang riwayat kontak pasien itu.

Tapi mudah-mudahan hasilnya negatif," ujarnya.

Sulit Bernafas, Penyebab Utama Pasien Suspect Corona di RS Moewardi Solo Meninggal Dunia

Selanjutnya, keluarga korban yang meninggal saat ini masuk dalam kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP) hal ini akan berlangsung hingga hasil swab dari Litbangkes turun.

Sementara itu, Kepala Dinkes Jateng Yulianto Prabowo menjelaskan dari informasi yang diterima sampai dengan saat ini pasien di Jateng yang masih dirawat di ruang isolasi tinggal dua orang.

"Sejauh ini tinggal dua pasien yang sedang menjalani perawatan di ruang isolasi satu pasien dirawat di RSUD Moewardi dan satu pasien dirawat di RSUP Kariadi," jelasnya.

Sementara, satu pasien yang meninggal di RSUD Moewardi, Yulianto melanjutkan penyebab kematiannya karena gagal nafas atau pneumonia.

"Jadi total di Jateng baru ada dua pasien PDP yang meninggal dunia, pasien yang di RSUP Kariadi dan pasien di RSUD Moewardi," katanya. (*)

Berita Terkini