"Ke mana mana jalan kaki," katanya menegaskan.
• Kesaksian Ketua RT Tempat Tinggal Didi Kempot, Jiwa Sosial Tinggi, Masa Pandemi Corona Bantu Sembako
Ia bergantung hidup dari para dermawan yang berbagi sembako maupun takjil, dari situlah keluarga kecilnya dapat makan.
Berjalan berpuluh kilometer rupanya membuatnya kewalahan, pembagian sembako yang berganti tempat tak mungkin ia datangi secara tangkas dan cepat hanya dengan jalan kaki.
"Ada orang yang nyaranin kita untuk sewa becak," aku dia.
"Jadi kemana mana bisa cepet kalau ada pembagian sembako dan makanan," katanya.
Berbekal informasi seadanya, ia menyewa becak di Daerah Pulomanan Solo, harga sewanya Rp 5000 per hari.
Harga sewa ia tebus dengan sembako yang ia dapat sehari-hari.
• Pandemi Corona Buat Banyak Pekerja di Solo Kena PHK, Pegadaian Diserbu, Banyak yang Gadaikan Emas
Dengan kendaraan roda tiga itu, ia tak lagi jalan kaki.
Sejak saat itu, ia dan keluarganya punya rumah tinggal sederhana bernama "Rumah Becak"
"Sudah hampir sebulan ini nyewa becak, kami tinggal di sini untuk tidur dan makan," katanya.
"Untuk bayar kita jual sembako yang kita dapat," kata dia.
Bahkan saat malam hari, singgasana kursi becak yang cukup empuk direlakannya demi si kecil danistrinya bisa terlelap tidur.
Terlebih terkadang tidak mendapat apa-apa, sehingga Dul Rohmat harus menahan perut kosongnya.
Sementara dia dan anaknya sulungnya tidur di emperan toko atau bangunan seadanya yang penting tidak kehujanan.
"Tidur di mana saja yang penting bisa," akunya. (*)