Harga sewa ia tebus dengan sembako yang ia dapat sehari-hari.
Dengan kendaraan roda tiga itu, ia tak lagi jalan kaki.
Sejak saat itu, ia dan keluarganya punya rumah tinggal sederhana bernama "Rumah Becak"
"Sudah hampir sebulan ini nyewa becak, kami tinggal di sini untuk tidur dan makan," katanya.
"Untuk bayar kita jual sembako yang kita dapat," kata dia.
Bahkan saat malam hari, singgasana kursi becak yang cukup empuk direlakannya demi si kecil danistrinya bisa terlelap tidur.
Terlebih terkadang tidak mendapat apa-apa, sehingga Dul Rohmat harus menahan perut kosongnya.
Sementara dia dan anaknya sulungnya tidur di emperan toko atau bangunan seadanya yang penting tidak kehujanan.
"Tidur di mana saja yang penting bisa," akunya. (*)