Berita Sukoharjo Terbaru

Dekat dengan Solo, Pemkab Sukoharjo Ikut Melacak Pemasok Daging Babi yang Disulap Sapi di Bandung

Penulis: Agil Trisetiawan
Editor: Asep Abdullah Rowi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi daging Kobe grade A5, jenis wagyu.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo masih mencari tahu apakah daging babi yang disulap menjadi daging sapi di Bandung juga didapat dari peternak babi di wilayahnya.

Mengingat Kota Solo berjarak dekat dengan Sukoharjo.

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Yuli Dwi Irianto mengatakan, pihaknya belum mengetahui dari mana para distributor mendapatkan daging babi itu.

Meski dari pengakuan tersangka yang ditangkap, menyebut jika daging babi jtu didapatkan dari Solo.

Geger Daging Babi Jadi Sapi Asal Solo, Peternak Babi Sukoharjo Diawasi, Jika Nakal Ini Sanksinya

Diduga Berasal Dari Solo, Polresta Solo Telusuri Pemasok Daging Babi Dibuat Mirip Daging Sapi 

"Saat ini kami masih belum tahu, apakah daging babi itu juga didapat dari peternak yang ada di Sukoharjo," katanya saat ditemui TribunSolo.com, Selasa (12/5/2020).

Di Sukoharjo, peternak babi paling banyak ada di wilayah Kecamatan Mojolaban dan Polokarto.

Yuli mengatakan, lalu lintas perdagangan babi untuk di Jakarta yang mengeluarkan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) adalah Pemkab Karanganyar.

"Banyak pedagang yang mencari babi di Solo Raya dalam jumlah besar, untuk memudahkan perizinan, SKKH peternak babi di Sukoharjo yang mengeluarkan Karanganyar," jelasnya.

Geger Daging Babi Buatan Solo, Dibuat Mirip Daging Sapi, Dijual di Bandung

Pemasok Daging Babi Dibuat Daging Babi Diduga dari Solo, Dinas Pertanian : Solonya Mana?

Dia mengatakan, lalu lintas perdagangan babi dari peternak di Sukoharjo paling banyak dijual ke Jakarta, Yogyakarta, dan Bali.

Sementara itu, Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo selalu memberikan pembinaan dan pengawasan agar babi dari peternak di Sukoharjo dalam kondisi yang sehat.

"Kami selalu memberikan pembinaan terkait budi daya, pemeliharaan, dan kesehatan babi karena saat ini sedang marak flu babi." terangnya.

"Dari makanan kita stop dulu pemberian makan dengan menggunakan makanan sisa dari restoran, dan babi harus difaksin dan disemprot disinfektan," imbuhnya. (*)

Berita Terkini