Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Dampak dari pandemi Corona ini, membuat pemerintah menerapkan metode pendidikan di rumah.
Langkah tersebut dilakukan untuk mencegah penularan virus yang bisa menjangkiti pelajar sekolah.
Selama tiga bulan ini, para siswa menerapkan Kegiatan belajar Mengajar (KBM) dengan metode online.
Namun Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sukoharjo Darno mengatakan, metode online yang diterapkan selama ini dinilai tidak cukup efektif.
"Itu kan (KBM daring) dadakan, jadi banyak yang belum siap," katanya saat dihubungi TribunSolo.com, Selasa (16/6/2020).
• UPDATE Corona di Indonesia 16 Juni 2020, Jumlah Pasien Positif Covid-19 Mencapai 40.400 Orang
• Pembelajaran Daring Saat Corona, Bikin Siswa Tak Paham Materi? Ini Penjelasan Disdik Sukoharjo
Dari laporan yang dia terima, untuk pengajar yang menguasai IT, dapat memberikan metode pembelajaran yang jauh lebih efektif.
"Tapi untuk tenaga pengajar yang tidak begitu menguasai IT, maka hanya akan memberikan tugas saja," jelasnya.
Pemberian tugas ini tanpa dibekali pembekalan materi soal yang memadai, sehingga sering kali membuat orangtua siswa bingung dalam mengajari anaknya.
Selain itu, kontrol pembelajaran daring ini juga lemah, sehingga guru tidak mengetahui apakah siswa memahami materi yang diajarkan.
"Kontrolnya saat lemah, tugas siswa apakah murni yang mengerjakan siswa atau kakaknya kita juga tidak tahu," ucapnya.
"Karena belum ada feedback pertanyaan langsung dari guru untuk mengetahui pemahaman murid," imbuhnya.
Hal ini tentu jauh berbeda dengan KBM dengan metode tatap muka antara siswa dan guru. (*)