Tahun Ajaran Baru 2020 Solo Raya
Pembelajaran Daring Saat Corona, Bikin Siswa Tak Paham Materi? Ini Penjelasan Disdik Sukoharjo
Pembelajaran daring atau online dikhawatirkan membuat para siswa yang saat ini telah naik kelas tidak memahami secara penuh materi yang diberikan.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Adi Surya Samodra
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO – Pembelajaran daring atau online dikhawatirkan membuat para siswa yang saat ini telah naik kelas tidak memahami secara penuh materi yang diberikan.
Pasalnya, menjelang akhir tahun pembelajaran tahun 2019/2020, Kegiatan belajar Mengajar (KBM) terganggu akibat dampak pandemi virus corona.
Sehingga, ada materi kurikulum pelajaran yang hilang atau putus selama KBM metode daring ini.
• 6 Cara Menilai Kepribadian Seseorang dari Bagaimana Dia Memperlakukan Ibunya: Ibu Sebagai Sahabat
• Chord Kunci Gitar dan Lirik Lagu Cinta Melulu - Efek Rumah Kaca, Nada Nada Yang Minor . .
• Ada Korban Benang Layangan, Bakal Ada Larangan Bermain Layang-Layang? Ini Kata Lurah Sumber
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sukoharjo, Darno
"Pemahaman materi siswa di kelas sebelumnya apakah cukup dipahami, untuk melanjutkan pembelajaran ketingkat yang lebih tinggi," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (16/6/2020).
"Karena teori itu berkesinambungan dengan kurikulum sebelumnya," terangnya.
Hal ini membuat di tahun ajaran berikutnya, guru harus mengulangi sejumlah materi yang seharusnya sudah dipahami siswa di tingkat kelas sebelumnya.
"Ini harus ada artikulasi, guru untuk mengulang kurikulum sebelumnya untuk menyambung di kurikulum kelas yang saat ini," jelasnya.
Darno memahami, tahun ajaran tahun ini memang sangat berat, baik dari sisi guru maupun murid.
Itu karena KBM yang dilakukan dengan daring membuat pengawasan terhadap para siswa sangat lemah.
Sehingga, guru tidak mengetahui apakah siswa memahami materi yang diajarkan.
"Kontrolnya sangat lemah, tugas siswa apakah murni yang mengerjakan siswa atau kakaknya kita juga tidak tahu," ucapnya.
"Karena belum ada feed back pertanyaan langsung dari guru untuk mengetahui pemahaman murid," imbuhnya.
Hal ini tentu jauh berbeda dengan KBM dengan metode tatap muka antara siswa dan guru.
Sehingga dia meminta untuk guru lebih cermat untuk memberikan subtansi materi pembelajaran. (*)