Gunung Merapi

Sejak Tahun 2019, Kubah Lava Gunung Merapi Semakin Mengecil, Ini Penjelasan BPPTKG Yogyakarta

Editor: Agil Trisetiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Erupsi Gunung Merapi

Ia menambahkan, pasca 2010 Gunung Merapi mengalami migrasi magma kembali. Indikasinya terjadi letusan-letusan freatik.

Secara singkat, terdapat 7 fase yang teridentifikasi dari data-data pemantauan terhadap aktivitas Gunung Merapi.

"Tahap terakhir atau fase ke-7 yang sedang berlangsung di Gunung Merapi saat ini adalah fase intrusi magma di dalam conduit dalam," tuturnya.

Kesaksian Istri Pria yang Gowes Tempuh Jarak 552 Km Klaten-Jakarta Selama 5 Hari Temui Baim Wong

Ia menjelaskan, fase ke-7 ini adalah tahap yang menarik, sebab memiliki ciri yang mirip dengan fase ke-2, yaitu intrusi conduit dalam. Fase ini ditandai dengan letusan-letusan eksplosif diiringi dengan kegempaan dalam.

"Aktivitas Merapi saat ini memasuki fase instrusi baru, yaitu fase ke-7."

"Jika tekanan magma kuat maka erupsi akan dapat berlangsung kembali."

"Namun, jika tidak maka instrusi magma akan berperan sebagai sumbat yang mengakhiri siklus erupsi 2018-2019," papar Agus.

Agus menambahkan, letusan-letusan yang kemarin terjadi serupa dengan letusan-letusan yang terjadi sejak 2018, bahkan sejak 2012.

Secara total, kata dia, sejak 2012 telah terjadi 35 kali letusan eksplosif Gunung Merapi.

"Selama terjadi letusan-letusan itu memang tidak membahayakan masyarakat di luar radius 3 km." katanya.

"Namun, cukup membahayakan di dalam radius 3 km karena ada lontaran-lontaran batu, sehingga kami sarankan sejak 2013 pendakian di puncak Merapi ditiadakan," pungkasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Penjelasan BPPTKG Yogyakarta soal Kubah Lava Gunung Merapi yang Kian Mengecil, Apa yang Terjadi?

Berita Terkini