Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Sejumlah sekolah baik dari SD hingga SMP di Kabupaten Sukoharjo telah siap untuk melakukan kegiatan belajar dan mengajar (KBM) secara offline atau tatap muka.
Persiapan ini dilakukan, sebagai bentuk kesiapan bilamana Pemkab Sukoharjo mengizinkan untuk KBM dilakukan tatap muka.
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Kartasura Viveeri Wuryandari mengatakan, sekolahnya telah menyiapkan protokol kesehatan sejak lama.
"Kami telah menyiapkan KBM tatap muka di Sekolah ini telah cukup lama, baik dari protokol kesehatannya maupun metodenya," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (25/8/2020).
• Digeruduk, Dinas UKM Klaten Beberkan Tolak Berkas UMKM karena Kuota Bansos Rp 2,4 Juta Overload
• Peras Tukang Pijat Jutaan Rupiah karena Diajak Hubungan Intim Sesama Jenis, Pria Solo Ini di Penjara
Dia mengatakan, pihaknya telah menyiapkan skema dengan pembagian kelas, sehingga murid bisa 1 hari masuk, dan 1 hari libur.
Termasuk dengan penerapan protokol kesehatan, seperti menyediakan tempat cuci tangan hingga mengatur bangku agar tetap jaga jarak.
"Sewaktu-waktu jika dari Dinas Pendidikan sudah mengizinkan untuk KBM Offline, kami sudah siap," ucapnya.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sukoharjo Yunia Wahdiyati mengatakan, Pemkab Sukoharjo masih menunggu kondisi aman untuk KBM offline ini.
"Kami juga telah mendapatkan informasi jika pihak sekolah sudah menyiapkan sarana prasarana protokol kesehatan," jelasnya.
"Tapi karena yang KBM ini melibatkan anak-anak, jadi ada tingkat kerawanan," imbuhnya.
Yunia mengatakan, salah satu pertimbangan Pemkab belum melakukan KBM offline karena anak-anak rawan tertular virus Corona.
Meskipun KBM offline ini nanti akan menerapkan sistem 50 persen masuk, dan 50 persen libur.
• 4,5 Bulan Pasca Dinyatakan Sembuh, Pasien Ini Kembali Terinfeksi Virus Corona : Ini Sangat Langka
• Jerawat Malah Ganggu Pikiranmu? Coba Lakukan 7 Tips Pecegahan Ini untuk Kulit Lebih Bersih dan Sehat
"Untuk penerapan siswa SMP hingga SMA itu mungkin dilakukan, tapi untuk Paud hingga SD masih sangat rawan," ucapnya.
"Karena anak-anak ini kalau ketemu temannya, pasti mereka ingin berkumpul untuk bermain bersama."