Pengelola Sumur Emas, Gimin mengatakan, Sumur Emas ini sudah ada sejak zaman nenek moyang dulu.
Namun mulai dikelola warga kampung Grenjeng RT 2/2 Desa Dayu Kecamatan Gondangrejo untuk memenuhi kebutuhan air dari masyarakat sejak awal Januari 2020.
Warga sekitar Desa Dayu kerap mengambil air untuk kebutuhan konsumsi dari Sumur Emas.
Ada yang dari daerah perbatasan Karanganyar dengan Boyolali dan Sragen.
Warga luar Dusun Grenjeng dan Jambu yang mengambil air dari Sumur Emas dikenakan biaya retribusi sebesar Rp 1.000 per jerigen.
Sumur Emas buka setiap hari mulai pukul 05.00 hingga 18.00.
"Rata-rata per hari bisa sampai 250-300 jerigen," terangnya.
Dia menjelaskan, antrean warga yang ambil air kerap terjadi saat pagi dan sore hari.
Lanjutnya, sumber mata air ini belum pernah kering hingga saat ini.
Selain untuk kebutuhan konsumsi warga, beberapa orang juga mengambil air dari Sumur Emas untuk kemudian dijual lagi kepada warga yang tidak dapat ambil air secara langsung.
"Uang retribusi dikelola warga kampung untuk kegiatan sosial, perawatan jalan, membantu pembangunan masjid dan bersih-bersih," pungkasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Sumur Emas di Karanganyar, Tidak Pernah Kering dan Langsung Bisa Diminum, Warga Antre dari Pagi, https://jateng.tribunnews.com/2020/09/15/sumur-emas-di-karanganyar-tidak-pernah-kering-dan-langsung-bisa-diminum-warga-antre-dari-pagi?page=all.
Penulis: Agus Iswadi
Editor: muslimah