Solo KLB Corona

Ada Pegawai Positif Covid-19, Kantor RRI Solo Bak 'Kota Mati’ : Tamu Hanya Boleh Sampai Pos Satpam

Penulis: Ryantono Puji Santoso
Editor: Adi Surya Samodra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kantor LPP RRI Solo, Kelurahan Kestalan, Kecamatan Banjarsari

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ryantono Puji Santoso

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kantor Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Solo di Jalan Abdurrahman Saleh No 51, Kelurahan Kestalan, Kecamatan Banjarsari tampak sepi pagi ini, Selasa (10/11/2020). 

Berdasarkan pantauan TribunSolo.com, tidak ada aktivitas yang mencolok di lokasi tersebut. 

Tamu hanya diperbolehkan sampai pos satpam sebab saat ini kantor tersebut sedang di-lockdown selama tiga hari.

Hanya ada satpam yang berjaga di pos dekat pintu keluar kantor LPP RRI Solo. 

Satpam yang berjaga di lokasi juga sigap mejelaskan bahwa tamu siapapun tidak boleh masuk. 

Adapun sepeda motor ataupun mobil yang biasanya nangkring di pelataran kantor LPP RRI Solo tidak nampak.

Namun, telihat jalanan di sekitar kawasan tersebut masih ada lalu lalang kendaraan baik motor ataupun mobil. 

Kondisi halaman kantor LPP RRI Solo tampak sepi. Tidak ada mobil ataupun sepeda motor yang terparkir, Selasa (10/11/2020).

Pegawai Positif Covid-19

Sebelumnya, imbas 4 pegawai terkonfirmasi positif Covid-19, Kantor Stasiun Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Solo, Kelurahan Kestalan, Kecamatan Banjarsari ditutup sementara selama tiga hari.

Kepala Stasiun LPP RRI Solo, Sjahbanah Bahdar mengatakan pihaknya menutup sementara kantor selama tiga hari mulai Selasa (10 /11/ 2020).

"Penutup hari ini sampai Kamis," jelas dia kepada TribunSolo.com, Selasa (10/11/2020). 

Penutupan selama tiga hari itu sebagai bagian standard operasional yang ditetapkan dari pusat Jakarta.

Sjahbanah menuturkan selama tiga hari ke depan tidak ada siaran lokal. 

Hal ini untuk mengurangi aktivitas yang ada di kantor tersebut, siaran dilakukan terbatas dengan relay dari Jakarta.

Baca juga: Bermula dari Acara Ketoprak di Sriwedari, 4 Pegawai RRI Solo Kini Terkonfirmasi Positif Covid-19

Baca juga: Corona Sragen Tembus 946 Kasus, Hari Ini Tambah 14 Orang Positif

Sjahbanah mengungkapkan keempat pegawai LPP RRI Solo dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 bermula dari acara ketoparak di kawasan Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Rabu (28/10/2020).

Acara tersebut diikuti puluhan pegawai. 

Pasca acara ketoprak, seorang pegawai merasakan tidak enak badan melakuan tes swab mandiri.

Hasilnya, ia dinyatakan positif Covid-19.

Upaya tracing terhadap kontak erat dan dekat pegawai tersebut kemudian dilakukan.

Tracing tersebut ditemukan ada tiga pegawai lain yang terkonfirmasi positif Covid-19.

"Sudah kami laporkan ke Satgas Covid Solo," papar Sjahbanah.

Buka Opsi Lockdown Wilayah

Sementara itu, Pemkot Solo tengah menimbang kemungkinan isolasi wilayah atau lockdown di RSUD Ngipang.

Itu terjadi menyusul banyaknya perawat yang dinyatakan terpapar covid-19.

Ketua Pelaksana Harian Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Solo, Ahyani menuturkan, pemberlakuan lockdown akan terjadi jika tracing dari 26 perawat tersebut mempunyai paparan yang panjang.

"Mudah mudahan tracingnya tidak terlalu banyak sehingga tidak harus dilakukan penutupan," katanya Senin (9/11/2020).

"Kalau disana tracingnya banyak ya akan dilakukan tindakan selanjutnya, apakah sekalian diisolasi satu kawasan atau bagaimana," terangnya.

Untuk sementara ini, sambung Ahyani, RSUD Ngipang hanya membatasi pelayanan saja.

Salah satunya, IGD yang hanya melayani kecelakaan.

Baca juga: Corona Klaten Meledak Untuk Kesekian Kalinya, Ada 21 Orang Terpapar, 1 Dinyatakan Meninggal Dunia

Baca juga: Positif Corona Klaten Bertambah 31 Kasus, Satu Meninggal Dunia 

"Kalau untuk yang dasar kedaruratan masih bisa dilayani," aku dia.

"Yang rawat jalan ditunda dulu, dialihkan ke rumah sakit lain atau puskesmas," tegasnya.

Saat disinggung sampai kapan RSUD Ngipang beroperasi normal, Ahyani mengaku masih menunggu kesembuhan para perawat.

Mengingat, para perawat yang terpapar covid-19 itu umunya dalam kondisi tanpa gejala.
"Kita lihat sumber daya disana, kalau yang dirawat selesai ya kembali normal," aku dia.

"Rata rata OTG, jadi penyembuhan saja tidak lama," imbuhnya.

"Semua ditarik ke RS Bung Karno supaya lebih disiplin lebih cepat penyembuhan," tandasnya. (*)

Berita Terkini