Dua desa tersebut yakni Desa Balerante dan Tegalmuyo, Kecamatan Kemalang.
"Desa Sidorejo belum ada evakuasi karena kami menghargai kearifan lokal saudara-saudara yang ada di sana," kata Anwar dalam Obrolan Virtual Erupsi Merapi : Mitigasi dan Pandemi, Kamis (12/11/2020).
Baca juga: Panik Dengar Suara Gemuruh, Warga Lereng Gunung Merapi di Boyolali Minta Dievakuasi
Baca juga: Datangi Lereng Merapi, Kapolda Jateng : Warga Punya Ternak Jangan Khawatir, Ada Lokasi Khusus Hewan
Baca juga: Kapolda Jateng Ahmad Luthfi Jamin Ternak Warga Merapi Aman : Ada Lokasi Khusus dan Dijaga Petugas
Baca juga: Gunung Merapi Masih Bereaksi, Kali Ini Terdengar Guguran Sebanyak 3 Kali, Begini Data Lengkap BPPTKG
Berdasarkan Data 11 November 2020, total ada sebanyak 240 warga yang tersebar di dua desa tersebut.
Sebarannya, 114 warga Desa Tegalmulyo dan 126 warga Desa Balerante.
Mereka menempati tempat evakuasi sementara (TES) yang telah disediakan di sana.
Penyekatan, tutur Anwar, sudah mulai dilakukan di TES Desa Tegalmulyo dan Balerante.
Sekat tersebut berukuran kurang lebih 2,5 meter x 4 meter.
"Hari ini pemasangan penyekatan, kemarin masih kotak-kotak karena membuatnya tidak mudah," ucap Anwar.
Anwar menuturkan dapur umum juga telah disiapkan di kawasan TES Desa Balerante dan Tegalmulyo.
Tenaga memasaknya tidak hanya dari relawan namun juga dari para pengungsi.
"Itu dilakukan dengan gotong royong, untuk tenaga memasaknya digilir," tutur dia.
"Itu kami serahkan ke perangkat desa setempat untuk mengaturnya," tandasnya.
Warga Desa Klakah Boyolali Dievakuasi
Suara gemuruh dari Gunung Merapai, membuat warga Desa Klakah, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah mulai dievakuasi ke Tempat Penampungan Pengungsi Sementara (TPPS) pada Rabu (11/11/2020).
Diketaui, Desa Klakah merupakan kawasan rawan bencana (KRB) karena letaknya tidak jauh dari Gunung Merapi sekitar 3 hingga 4 kilometer.