Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Cobaan bertubi tubi harus dihadapi petani cabai bernama Reban (45).
Warga Dusun Setabelan, Tlogolele, Selo, Boyolali itu harus mengungsi bersama ratusan warga lain seusai Gunung Merapi dinyatakan Siaga.
Meninggalkan kampung halamannya bukan persoalan mudah.
Sebab, selama ini ia bergantung betul dan hanya menggantungkan nafkah dari sawahnya yang dekat dengan gunung di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Reban, bersama ratusan petani lereng Merapi lain harus mengikhlaskan lahannya tak tergarap maksimal menyusul peningkat status gunung tersebut.
Padahal, beberapa sudah menanam bibit cabai di lahan mereka.
"Lahan saya sudah ditanami bibit cabai, tapi karena keadaan seperti ini kerjanya yang dekat-dekat saja," kata Reban kepada TribunSolo.com, Jumat (13/11/2020).
Reban pun menggarap lahannya di kawasan Dusun Setabelan yang notabene berjarak 3 - 5 KM dari puncak Gunung Merapi.
"Kalau menggarap di sini lebih enak, kalau rekan-rekan sudah ada yang turun bisa ikut turun," tuturnya.
Bibit-bibit yang telah tertanam di lahan dekat puncak Merapi direlakan Reban layu.
"Untuk sekarang yang penting menyelamatkan nyawa dulu, bibit - bibit yang sudah ditanam tidak dipikirkan dulu," ucapnya.
Musibah selanjutnya yakni dengan harga cabai yang saat ini anjlok.
Baca juga: Antisipasi Gunung Merapi Erupsi, Warga Diminta Kemasi Surat-Surat Berharga Dalam Tas
Ia pun tidak memungkiri dirinya menanggung kerugian yang begitu besar.
"Yang jelas rugi banyak. Tidak bisa menghitung, dulu itu misalnya modalnya Rp 2 juta kembalinya cuma bisa Rp 500 - 600 ribu saja," ujarnya.