Berita Solo Terbaru

Update Debit Bengawan Solo via Pos Pantau Jurug, Bagian Hilir Lebih Berbahaya Jika Volume Naik Terus

Penulis: Muhammad Irfan Al Amin
Editor: Asep Abdullah Rowi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi debit air sungai Bengawan Solo yang terus meninggi terlihat di kawasan Jurug, Kecamatan Jebres, Kota Solo, pada Senin (14/12/2020).

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Muhammad Irfan Al Amin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Hujan lebat yang mengguyur Kota Solo, membuat debit volume air sungai Bengawan Solo terus meninggi.

Petugas Hidrologi Bengawan Solo di Pos Pantau Jurug, Joko Widodo menjelaskan, volume air tersebut tergolong tinggi namun masih dalam taraf aman. 

Pasalnya terlihat di Pos Pantau Bengawan Solo di Jurug menunjukkan tinggi air saat ini mencapai 7 meter. 

"Untuk di Solo dan sekitarnya masih aman," kata dia kepada TribunSolo.com, Senin (13/12/2020).

Baca juga: Pamit Mandi ke Sungai Musi, Bocah 5 Tahun Tewas Tenggelam, Sungai Deras, Korban Tak Bisa Berenang

Baca juga: Nestapa Warga Polokarto, Desanya Melulu Diguyur Banjir Bercampur Lumpur, Minta Kali Samin Dikeruk

Namun untuk wilayah Bengawan Solo bagian hilir angka tersebut sudah menjadi kewaspadaan, karena datarannya lebih rendah daripada yang ada di Solo.

"Kalau misalnya di sini siaga, di daerah hilir seperti Ngawi ke timur itu lebih tinggi debit airnya bahkan bisa ke status waspada, karena datarannya lebih rendah dan menerima kiriman air dari sini" jelasnya. 

Untuk saat ini wilayah Solo masih tergolong aman, karena telah dilakukan banyak antisipasi seperti pembangunan tanggul, tembok parapet di pinggir sungai dan disediakan pompa penyedot air di beberapa titik. 

"Saya ini selalu melaporkan ke BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo) dan hasilnya akan menjadi bahan evaluasi serta perbaikan di kemudian hari," terangnya.

Warga Tidur di Tanggul

Banjir luapan Sungai Bengawan Solo sempat membuat 50 kepala keluarga di Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres, Kota Solo mengungsi, Minggu (13/12/2020).

Itu lantaran air luapan Sungai Bengawan Solo sudah masuk ke dalam beberapa rumah warga sejak pukul 21.30 WIB. 

Tim gabungan Sibat PMI dan BPBD Solo sudah disiagakan tak jauh dari lokasi tersebut. 

Lurah Sewu, Iwan Muryanto mengatakan warga yang mengungsi kebanyakan berasal dari Kampung Putat RT 03 RW 02 dengan jumlah 36 kepala keluarga. 

Baca juga: Pria Tanpa Identitas Ditemukan Terkapar di Pinggir Rel Klaten, Diduga Tersambar Kereta Lewat

Baca juga: 5 Fakta Mobil Patroli Tertabrak Kereta Api di Sragen, Pesan WA Terakhir Korban Pamit Mau Patroli

Kemudian sisanya berasal dari Kampung Putat RT 02 RW 02 dan RT 02 RW 01 Kelurahan Sewu. 

"Tinggi muka air paling tinggi itu 1 meter," ungkap Iwan kepada TribunSolo.com, Senin (14/12/2020).

Warga, sambung Iwan, awalnya melakukan evakuasi mandiri sebelum akhirnya tinggi muka air Sungai Bengawan Solo berangsur-angsur naik. 

Pukul 22.00 WIB, tim gabungan kemudian membantu evakuasi warga lantaran air sudah semakin meninggi. 

Anak-anak, wanita, dan lansia menjadi prioritas evakuasi pada waktu itu. 

"Mereka kami evakuasi di tanggul. Di sana sudah kami dirikan tenda darurat," ucap Iwan. 

Barang penunjang keseharian dan surat-surat berharga turut dievakuasi malam itu. 

Tinggi muka air kemudian berangsur-angrus turun sekira pukul 02.00 WIB. 

Namun, warga memilih tidur sementara di tenda darurat sampai situasi aman.  

"Pagi ini mereka sudah mulai bersih-bersih rumah," kata Iwan.

Banjir Mulai Surut

Setelah sempat meluap dan membanjir rumah warga, kini aliran Sungai Bengawan Solo berangsur normal. 

Hal itu dilaporkan oleh Petugas Hidrologi Sungai Bengawan Solo yang berjaga di Pos Pantau Jurug. 

Baca juga: Waspada, Bengawan Solo Status Siaga Kuning, Imbas Hujan Deras Guyur Solo Seharian

"Semalam sempat siaga merah dan berada di puncak ketinggian sekitar 8,98 meter pada pukul 1 dinihari," kata Joko kepada Tribunsolo.com pada Senin (14/12/2020). 

Debut air terus bertahan selama hampir satu jam. 

Kemudian pada pukul 2 dinihari, ketinggian volume air di Sungai Bengawan Solo berangsur menurun.

"Aliran secara perlahan mulai normal sampai tadi pagi," terangnya. 

Saat ini ketinggian air berada di posisi siaga kuning.

"Ketinggian air saat ini sudah menurun di ambang normal yaitu 7,5 meter," ujarnya.

Sebelumnya hujan deras melanda wilayah Kota Solo dan menimbulkan peningkatan volume debit air Sungai Bengawan Solo. 

Akibatnya sejumlah perkampungan di sekitar Sungai Bengawan Solo yang meliputi Kampung Sewu, Kentingan, dan Joyontakan terendam banjir. 

Adapun saat ini banjir telah surut dan warga bergotong royong melakukan pembersihan sisa lumpur dan kotoran. (*)

Banjir di Sejumlah Daerah

Hujan deras yang mengguyur hampir seluruh daerah di wilayah Eks Karesidenan Solo, membuat sejumlah bencana terjadi.

Di Kabupaten Klaten, hujan deras disertai angin ribut di beberapa daerah, Minggu (13/12/2020).

Baca juga: Hujan Guyur Solo Seharian, 2 Desa di Polokarto Sukoharjo Terendam Banjir Setinggi Perut Orang Dewasa

Setidaknya 4 desa di 3 kecamatan Kabupaten Klaten diterjang angin ribut dan longsor.

Berdasarkan data yang dihimpun TribunSolo.com, ada 4 desa yang terjadi bencana alam tersebut, yaitu Desa Balak, dan Desa Japanan di Kecamatan Cawas, Desa Kradenan, Kecamatan Trucuk, serta Desa Sekarang di Kecamatan Wonosari.

Desa Balak dan Japanan sendiri terjadi angin ribut yang mengakibatkan sejumlah 42 rumah tinggal rusak ringan dan satu gudang rosok alami rusak sedang.

Dalam kejadian tersebut, berutung tidak ada korban jiwa baik luka ringan, hingga meninggal dunia.

Selanjutnya di Desa Kradenan, Kecamatan Trucuk, terdapat pohon sengon berdiameter 30 centimeter roboh.

Selain itu akibat kejadian tersebut membuat akses jalan Ngaran-Cawas menjadi tertutup sementara.

Beruntung, tidak ada korban jiwa.

Bencana ini sudah ditangani Polsek Trucuk bersama relawan.

Kemudian di Desa Sekaran, tepatnya di RT 02, RW 02, Dukuh Jerukan, Desa Sekaran, Kecamatan Wonosari, Klaten terjadi longsor.

Longsor yang terjadi di tebing dengan tinggi kurang lebih 3 meter menyebabkan akses jalan terganggu dan rumah milik Herman terancam roboh jika terjadi longsor lagi.

Debit Air Bengawan Solo Naik

Tinggi muka air Sungai Bengawan Solo terus naik pasca hujan deras yang mengguyur wilayah Solo Raya sejak sekira pukul 14.30 WIB. 

Hingga pukul 21.28 WIB, tinggi muka air tercatat 8,1 meter di pintu air Jurug, Kecamatan Jebres, Kota Solo. 

Baca juga: Hujan Guyur Solo Seharian, 2 Desa di Polokarto Sukoharjo Terendam Banjir Setinggi Perut Orang Dewasa

Baca juga: BREAKING NEWS : Diguyur Hujan Deras, Ngargoyoso & Matesih Dilanda Banjir Tanah Longsor

"Saat ini status siaga kuning," kata Kepala BPBD Kota Solo, Indradi kepada TribunSolo.com, Minggu (13/12/2020).

Personel BPBD Kota Solo saat ini disiagakan di lokasi pintu air jurug untuk memantau kondisi tinggi muka air Bengawan Solo.

Dari pantauan TribunSolo.com, sejumlah relawan juga telah bersiaga di pos pantau Jurug. 

Sementara itu, Penjaga Pos Jurug, Joko Widodo mengatakan naiknya tinggi muka air Bengawan Solo memang disebabkan curah hujan tinggi yang mengguyur Solo Raya. 

"Itu karena hujan merata di solo raya dengan curah hujan tinggi," ucap Joko.

Joko memprediksi status siaga Bengawan Solo masih bisa naik ke siaga merah. 

Itu lantaran Sungai Dengkeng, Kabupateb Klaten saat ini masih berstatus siaga merah. 

"Sungai Dengkeng Klaten sudah merah, kemungkinan besar malam ini Jurug merah," kata dia.

Polokarto Terendam

Sementara itu, Sungai Samin Sukoharjo meluap Minggu (13/12/2020).

Akibatnya, beberapa desa di Kecamatan Polokarto terendam banjir.

Baca juga: Banjir di Matesih Karanganyar Disebabkan Saluran Irigasi Tersumbat, Camat: Besok Kita Bersihkan

Kepala BPBD Sukoharjo Sri Maryanto menyebut setidaknya ada 2 desa yang terdampak parah akibat luapan banjir tersebut.

Bahkan, beberapa warga di Desa Ngombakan terpaksa harus mengungsi lantaran banjir menggenang setinggi perut orang dewasa.

"Yang Ngombakan 7 KK dengan 25 jiwa mengungsi di rumah tetangga yang lebih tinggi," katanya.

"Di Desa Mranggen ada air masuk ke 5 rumah dengan ketinggian 50cm," tambahnya.

Selain itu, 3 desa lain di Polokarto juga kena imbas akibat luapan sungai tersebut.

"Kalau di desa bakalan, rejosari, kemasan masih menggenangi jalan," paparnya.

Tak hanya itu, di Kecamatan Grogol, kata Sri ada perumahan yang ikut terendam banjir akibat luapan anak sungai Samin.

"Di Perumahan permata permai Desa Pandean Grogol masuk ke rumah 70 cm, ada 46 rumah yang terdampak," pungkasnya.

Sri menyebut, peristiwa banjir yang terjadi di beberapa titik di Sukoharjo itu lantaran hujan deras yang mengguyur sejak pukul 14.30 WIB.

"Ini akibat dari durasi hujan yang lama, sehingga anakan sungai dari kali samin siaga kuning sedalam sekitar 6 meter," aku dia.

"Saat ini di Mastesih hujan berhenti, semoga semakin surut," harapnya.

Matesih Juga Banjir

Terpisah, hujan deras yang mengguyur Kabupaten Karanganyar membuat sejumlah titik di Bumi Intanpari itu dilanda banjir dan tanah longsor, Minggu (13/12/2020).

Kecamatan Matesih dan Ngargoyoso menjadi kawasan yang dilanda bencana alam tersebut.

Bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di kedua kecamaran tersebut terekam dalam video yang tersebar di media sosial.

Dalam video yang beredar, banjir yang melanda Kecamatan Matesih sampai ke rumah warga dan arusnya cukup deras.

Sementara, tanah longsor yang terjadi di Kecamatan Ngargoyoso sampai menimpa dan merusak rumah warga.

Baca juga: Diguyur Hujan Selama 2 Jam, Jalan Wimboharsono Kartasura Banjir Lagi, Air Sampai Masuk ke Ruko

Baca juga: Imbas Pandemi Covid-19, Transmigrasi Warga Karanganyar Tahun 2020 Tujuan Gorontalo dan Kalteng Batal

Baca juga: Hujan Deras Landa Karanganyar, Rumah Warga di Kebakkramat Banjir Gara-gara Saluran Irigasi Tersumbat

Baca juga: Kasus Covid-19 masih Tinggi, Rencana Pemkab Karanganyar Buka Kelas Tatap Muka Tuai Kritik Dari DPRD

Kepala Pelaksana Harian BPBD Karanganyar, Sundoro Budi Karyanto membenarkan bencana banjir dan tanah longsor tidak terjadi di satu titik saja.

"Ada beberapa titik. Ini baru kami data dan cek," kata Sundoro kepada TribunSolo.com, Minggu (13/12/2020).

banjir di Matesih, Karanganyar, Minggu (13/12/2020) (ISTIMEWA)

Sundoro tidak menampik terjadinya bencana banjir dan tanah longsor lantaran guyuran hujan deras.

"Itu karena hujan deras sejak sore hari pukul 15.00 WIB," ucapnya.

Sejumlah personel BPBD Karanganyar, sambung Sundoro, sudah diterjunkan ke lokasi.

"Teman-teman sudah berangkat untuk melakukan pengecekan," tuturnya. (*)

Berita Terkini