Ajeng menuturkan, bahwa dirinya memang biasa mengemudikan BST namun hanya dilingkungan Terminal Tirtonadi.
"Jadi yang postingan saya di medsos itu habis ada pelatihan sosialisasi naik BST," kata Ajeng, Rabu (30/10/2019).
• Begini Kronologi Cekcok Kondektur BST vs Emak-emak di Solo, Ternyata di kawasan UMS
• Pengendara Depresi yang Bakar Motornya Usai Tabrak Halte BST di Barat Solo Square Diamankan Polisi
"Setelah busnya pulang, Saya cuman muter-muter itu di terminal," terang Ajeng.
Saat dia mengendarai BST itu direkam dan kemudian viral di medsos dan mendapatkan banyak respon dari netizen.
Terlebih akun tersebut membuat caption yang menarik perhatian netizen.
"Tujuannya biar mereka yang nonton itu juga mau naik BST sekalian sosialisasi ke masyarakat kan," terang Ajeng sapaan akrab Diajeng Rahma Soraya Ayu Nanda.
• Pengendara Bakar Motornya Usai Tabrak Halte BST di Barat Solo Square dan Tolak Bantuan Petugas
• Pemkot Solo Ancam Sanksi Tegas Pengemudi Feeder BST Nakal
Hal tersebut dia tunjukkan juga untuk membuktikan bahwa semua pekerjaan tidak perlu malu atau minder.
Apapun pekerjaan yang dilakoni harus disyukuri walaupun menjadi sopir.
Namun, Ajeng di Dishub Solo pekerjaannya sebagai staff bidang lalu linta
Sopir Angkutan Feeder
Pemkot Surakarta nantinya akan menggaji para sopir angkutan pengumpan feeder Batik Solo Trans (BST) jika BST beralih fungsi menjadi angkutan sekolah gratis berhasil direalisasikan.
Pemberian gaji sopir tersebut menjadi konsekuensi atas akuisisi layanan feeder BST oleh Pemkot Solo.
"Selama ini pengemudi sering menanggung biaya operasional yang lebih besar dari pendapatan mereka," kata Kabid Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub), Taufiq Muhammad, Jumat (29/3/2019) siang.
"Jika nantinya optimalisasi feeder dijalankan maka Pemkot Solo harus mengambil alih biaya tersebut," katanya.
Biaya operasional merupakan pendapatan pengemudi.