Berita Solo Terbaru

Jalur BST Jalan Slamet Riyadi Jadi Sorotan, Pengamat Transportasi: Itu Bagian dari Strategi

Penulis: Ilham Oktafian
Editor: Ryantono Puji Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Batik Solo Trans (BST) yang melayani Palur-Bandara Adi Soemarmo memasuki jalur contra flow atau berlawanan di Jalan Slamet Riyadi, Kota Solo, Jumat (25/12/2020).

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ilham Oktafian

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pengamat transportasi menanggapi uji coba BST Koridor 1 yang membelah jalan Slamet Riyadi dengan jalur contra flow atau lawan arus.

Diketahui sebelumnya, uji coba BST koridor 1 via Jalan Slamet Riyadi menuai reaksi.

Tak sedikit yang beranggapan jika keberadaan jalur contra flow membuat badan jalan semakin sempit.

Baca juga: Uji Coba, BST Membelah Jalanan Slamet Riyadi via Jalur Contra Flow, Ini Catatan Wali Kota Solo Rudy

Baca juga: Catat! Jaga Jarak Aman Lewat di Jalan Slamet Riyadi Solo, Ada BST Lawan Arus Layani Palur-Bandara

Pengamat Transportasi yang juga Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), DJoko Setijowarno mengatakan, hal tersebut menjadi bagian dari strategi.

"Jadi program BST merupakan program nasional untuk kota Solo, dalam transportasi ada istilahnya Pull Strategy dan Push Strategy," katanya Minggu (27/12/2020).

"Pull strategy tujuannya menarik orang untuk mengunakan kendaraan umum, kalau push mendorong orang untuk beralih ke angkutan umum," imbuhnya menerangkan.

Keberadaan jalur contra flow tersebut, kata Djoko, menjadi bagian dari Pull Strategy dan sekaligus Push Strategy.

"Pull strategy-nya didanai oleh pusat 100 persen termasuk dengan pengadaan angkutan umum dan subsidinya," katanya.

"Harapannya, daerah mendorong (push) orang untuk menggunakan angkutan umum," imbuh Djoko.

Ia menilai penggunakan jalur Contra Flow merupakan hal yang positif sebagai bagian menarik minat masyarakat menggunakan moda transportasi umum.

"Kendaraan pribadi memang dipersulit, tujuannya untuk memudahkan masyarakat menggunakan angkutan umum," aku dia.

"Mungkin nanti parkir di pusat kota akan mahal atau hilang, tapi biaya angkutan umumnya murah," tegasnya.

Orang Kantoran Diminta Naik BST

Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo berharap masyarakat bisa memanfaatkan Batik Solo Trans (BST) Koridor I yang melayani Palur-Bandara Adi Soemarmo.

Rudy mengatakan, apalagi banyak pegawai yang memiliki kantor di Jalan Slamet Riyadi, tempat di mana menjadi jalur contra flow tersebut.

Mereka bisa memanfaatkan fasilitas transportasi dari pemerintah tersebut dan langsung turun di depan kantor mereka. 

"Seluruh warga masyarakat yang melaksanakan tugas di sepanjang Jalan Slamet Riyadi diharapkan syukur-syukur diwajibkan untuk naik transportasi umum," papar dia. 

Baca juga: Uji Coba, BST Membelah Jalanan Slamet Riyadi via Jalur Contra Flow, Ini Catatan Wali Kota Solo Rudy

Baca juga: Kisah 8 Orang Lolos dari Maut saat Kebakaran Kos di Kartasura : Ada yang Nekat Lompat dari Lantai 2

"Sudah bisa turun depan kantor masing-masing," katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (25/12/2020).

Menurut dia, memang masih harus ada yang dipikirkan ke depannya agar Jalan Slamet Riyadi ini bisa diperlebar. 

Bila tidak lanjut dia, Pemkot Solo harus mencari lahan di sekitar Jalan Slamet Riyadi untuk parkir kendaraan. 

Sementara itu, solusi lain agar masyarakat yang beraktivitas di sepanjang Jalan Slamet Riyadi diminta untuk naik transportasi umum. 

Dalam hal ini BST, mereka bisa langsung turun di depan kantor mereka. 

Rudy mengatakan, adanya BST jalur contra flow ini diharapkan juga mengurangi kemacetan dan menurunkan emisi gas buang. 

"Ke depan bisa dimaksimalkan lagi untuk mengurangi emisi gas buang," papar dia. 

Pasalnya selama ini udara di Solo masih di bawah ambang batas. 

"Ke depan bisa lebih di kurangi lagi," harap dia.

Uji Coba Mulai 24 Desember

Bagi Anda yang biasanya mengendarai motor dan mobil mepet ke lintasan rel di Jalan Slamet Riyadi Solo, mulai hari ini harus waspada.

Ya, Batik Solo Trans (BST) Koridor 1 mulai beroperasi dengan rute baru pada hari ini, Kamis (24/12/2020).

Apa masalahnya?

Karena sebanyak 20 armada BST bakal dilakukan ujicoba melayani tujuan Terminal Palur-Bandara Adi Soemarmo di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali.

Berbeda dengan rute sebelumnya, kali ini BST Koridor 1 bakal melewati Jalan Slamet Riyadi dengan sistem contraflow atau melawan arus.

Baca juga: Kronologi Kecelakaan Maut di Jalan Slamet Riyadi Solo, Hendak Menyalip dari Kiri, Malah Terlindas

Baca juga: Ini Identitas Korban Tewas Terlindas Truk di Jalan Slamet Riyadi Solo: Warga Sragen 68 Tahun

Kepala Dinas Perhubungan Kota Solo, Hari Prihatno mengatakan, jalur contraflow tersebut bakal membuat beberapa penyesuaian.

Di antaranya lampu aphil dari arah timur di perempatan Gendengan yang bakal diaktifkan.

Selain itu ruas area parkir di Jalan Slamet Riyadi Gendengan Solo bakal disesuaikan.

"Awalnya 45 derajat nanti akan menjadi 0 derajat atau paralel," katanya kepada TribunSolo.com.

"Tujuannya untuk menambah kapasitas jalan karena busnya lumayan besar," tegasnya.

Ditambahkan oleh Hari, juru parkir maupun pemilik usaha sudah disosialisasikan tentang penyesuaian tersebut.

"Nanti akan ada petugasnya juga," tegasnya.

Adapun sosialisasi BST Koridor 1 bakal dilakukan sampai peresmiannya pada tanggal 29 Desember 2020.

"Masyarakat harus membiasakan diri, karena flyover Purwosari sudah dibuka, jadi kendaraan tidak berkonsentrasi di Overpass Manahan," tandasnya.

Uji Coba Flyover

Uji coba Flyover Purwosari Solo untuk umum akan dibuka mulai Senin - Sabtu (21-26/12/2020).

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.6 Pelaksana Jalan Nasional, Alik Mustakim mengatakan, dia sudah melakukan pembahasan dengan Pemkot Solo.

Baca juga: Update Proyek Flyover Purwosari Solo : Libur Natal & Tahun Baru 2021 Sudah Bisa Dilewati Pengendara

Baca juga: Catat! Kolong Jembatan Flyover Purwosari Solo, Bakal Jadi Arena Muda Mudi Penghobi Skateboard

Uji Coba ditetapkan pada 21 - 26 Desember 2020.

"Hari Senin sampai Sabtu," papar Alik saat uji coba internal di Flyover Purwosari, Kamis (17/12/2020).

Dia mengatakan, setelah uji coba untuk umum dilakukan, Flyover Purwosari akan ditutup kembali.

Penutupan dilakukan untuk melakukan pekerjaan tambahan permintaan dari Pemkot Solo.

"Wali Kota sudah bersurat dan meminta ada pembangunan icon," kata dia.

Saat ini pekerjaan di Flyover sudah tinggal pekerjaan minor seperti pemasangan lampu, pemarkaan, dan lain sebagainya.

Sopir Cantik

Sopir Bus Trans Solo (BST) berparas cantik viral di media sosial (medsos), Rabu (30/10/2019).

Viralnya sopir BST yang mengemudikan BST itu terjadi setelah diposting oleh akun Instagram @jelajahsolo.

Sosok perempuan tersebut menggunakan seragam dinas Dinas Perhubungan (Dishub) Solo.

Penelusuran TribunSolo.com ternyata perempuan tersebut adalah Diajeng Rahma Soraya Ayu Nanda.

Dara kelahiran Yogyakarta ini ramah dan murah senyum.

Ajeng menuturkan, bahwa dirinya memang biasa mengemudikan BST namun hanya dilingkungan Terminal Tirtonadi.

"Jadi yang postingan saya di medsos itu habis ada pelatihan sosialisasi naik BST," kata Ajeng, Rabu (30/10/2019).

Begini Kronologi Cekcok Kondektur BST vs Emak-emak di Solo, Ternyata di kawasan UMS

Pengendara Depresi yang Bakar Motornya Usai Tabrak Halte BST di Barat Solo Square Diamankan Polisi

"Setelah busnya pulang, Saya cuman muter-muter itu di terminal," terang Ajeng.

Saat dia mengendarai BST itu direkam dan kemudian viral di medsos dan mendapatkan banyak respon dari netizen.

Terlebih akun tersebut membuat caption yang menarik perhatian netizen.

"Tujuannya biar mereka yang nonton itu juga mau naik BST sekalian sosialisasi ke masyarakat kan," terang Ajeng sapaan akrab Diajeng Rahma Soraya Ayu Nanda.

Pengendara Bakar Motornya Usai Tabrak Halte BST di Barat Solo Square dan Tolak Bantuan Petugas

Pemkot Solo Ancam Sanksi Tegas Pengemudi Feeder BST Nakal

Hal tersebut dia tunjukkan juga untuk membuktikan bahwa semua pekerjaan tidak perlu malu atau minder.

Apapun pekerjaan yang dilakoni harus disyukuri walaupun menjadi sopir.

Namun, Ajeng di Dishub Solo pekerjaannya sebagai staff bidang lalu linta

Sopir Angkutan Feeder

Pemkot Surakarta nantinya akan menggaji para sopir angkutan pengumpan feeder Batik Solo Trans (BST) jika BST beralih fungsi menjadi angkutan sekolah gratis berhasil direalisasikan.

Pemberian gaji sopir tersebut menjadi konsekuensi atas akuisisi layanan feeder BST oleh Pemkot Solo.

"Selama ini pengemudi sering menanggung biaya operasional yang lebih besar dari pendapatan mereka," kata Kabid Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub), Taufiq Muhammad, Jumat (29/3/2019) siang.

"Jika nantinya optimalisasi feeder dijalankan maka Pemkot Solo harus mengambil alih biaya tersebut," katanya.

Biaya operasional merupakan pendapatan pengemudi.

Taufiq mengklaim optimalisasi dan alih fungsi feeder BST tidak akan lancar manakala pengemudi dibiarkan mencari pendapatan sendiri.

Hal tersebut karena sopir akan sering ngetem dan menunggu armada penuh.

"Ya kalau sudah begitu feeder tidak bisa maksimal melayani masyarakat, makanya kami memikirkan untuk menggaji mereka," katanya.

Wacana Pemkot Solo mengubah feeder BST sebagai angkutan gratis pelajar kini tengah digodok.

Rencana alih fungsi tersebut dilakukan karena jumlah penumpang BST tidak terlalu banyak.

Dalam sehari jumlah penumpang hanya mencapai 4 orang sekali jalan.

Sehingga otomatis pendapatan yang didapat tidak mampu menutup biaya operasional. (*)

Berita Terkini