Berita Sragen Terbaru

Nestapa Nelayan di Waduk Kedung Ombo, Biasanya Bisa Bawa Pulang 10 Kg Ikan Sehari, Kini Tak Menentu

Penulis: Rahmat Jiwandono
Editor: Asep Abdullah Rowi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Waduk Kedung Ombo yang dilihat dari sisi Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Senin (28/12/2020).

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Rahmat Jiwandono 

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Nelayan di Waduk Kedung Ombo Kabupaten Sragen mengeluhkan menurunnya jumlah tangkapan ikan. 

Seorang nelayan asal Dukuh Sendangrejo, Desa Gilirejo Lama, Kecamatan Miri, Sragen, Paidi mengatakan, dalam sehari tidak menentu mendapatkan ikan di waduk yang berada di Kecamatan Sumberlawang itu.

Dia menyebut paling banter mendapatkan dua sampai tiga kilogram ikan per hari.

"Padahal biasanya kami bisa mendapat lebih dari 10 kilogram per hari," papar Paidi saat ditemui Tribunsolo.com, Selasa (29/12/2020). 

Paidi pergi mencari ikan mulai pukul 07.00 WIB hingga 16.00 WIB. 

"Selama sembilan jam mencari ikan, hasil yang didapat enggak seberapa," ujar dia. 

Adapun ikan yang ia tangkap yaitu tombro dan nila hitam. 

Baca juga: Pengunjung Sebut, Akses ke Waduk Kedung Ombo Belum Tetata Rapi dan Tak Ada Papan Petunjuk

Baca juga: Ternyata Pemancing Gemar ke Waduk Kedung Ombo Sragen : Berlimpah Ikan Red Devil, Nila hingga Tombro

"Paling banyak ya nila hitam karena ikan liar," jelasnya. 

Diakuinya, pada November kemarin, nelayan-nelayan masih banyak yang mencari ikan. 

"Ada yang tetap mencari ikan tapi ada juga yang berhenti untuk sementara waktu," katanya.

Ia menambahkan, nelayan di sini mencari ikan dengan menggunakan jaring. 

Selain itu, banyak ikan yang ada di Waduk Kedung Ombo mati secara mendadak.

Hal ini berdampak terhadap nelayan yang menggantungkan hidupnya dengan mencari ikan.

"Padahal banyak warga sekitar sini yang mata pencahariannya sebagai nelayan," ungkap seorang nelayan, Paidi kepada Tribunsolo.com, Selasa (29/12/2020).

Baca juga: Dua Jalur Alternatif ke Waduk Kedung Ombo Sragen, Bisa ke Lewat di Kawasan Gunung Kemukus

Baca juga: Pengunjung Sebut, Akses ke Waduk Kedung Ombo Belum Tetata Rapi dan Tak Ada Papan Petunjuk

Menurutnya, air di waduk mulai berubah warnanya pada Desember ini.

"Air waduk jadi keruh warnanya kehitaman," katanya.

Paidi menduga limbah yang mengendap di dasar waduk naik ke permukaan air.

"Sehingga ikan-ikan pun mati karena tercemari limbah," katanya.

Ia menyebutkan, pemilik karamba jaring apung turut terdampak.

"Ikan nila merah yang mereka pelihara juga ikut mati sekitar 11 hari yang lalu," ungkapnya.

Dia berharap segera ada tindak lanjut dari pihak terkait untuk mengatasi persoalan ini.

Banyak Potensi Ikan

Waduk Kedung Ombo di Kabupaten Sragen menjadi spot favorit bagi para pemancing. 

Sebab, berbagai jenis ikan seperti red devil, nila, hingga tombro hidup di perairan waduk ini. 

Seorang pemancing, Danang mengatakan, dua kali dalam sebulan ia selalu memancing ikan di Waduk Kedung Ombo. 

"Ke sininya kalau pas lagi ada waktu luang," katanya kepada Tribunsolo.com, Senin (28/12/2020). 

Baca juga: Dua Jalur Alternatif ke Waduk Kedung Ombo Sragen, Bisa ke Lewat di Kawasan Gunung Kemukus

Baca juga: Mengenal Kedung Ombo : Waduk Terbesar di Indonesia, Penampung Air hingga Dikenal Jadi Lokasi Wisata

Ia sengaja memilih tempat tersebut karena banyak ikannya dan tidak dipungut biaya sama sekali. 

"Dapat ikan pun, saya enggak perlu bayar karena gratis," jelasnya. 

Dia datang bersama teman-temannya sejak pagi tadi. 

Untuk hasil ikan yang ia dapat tidak terlalu banyak. 

"Baru dapat ikan red devil empat ekor," jelas dia.

"Ada yang besar dan kecil," katanya.

Jalur ke Waduk Kedung Ombo

Bagi warga yang gemar memancing, barangkali bisa mengunjungi ke Waduk Kedung Ombo. 

Jarak antara Sragen Kota dengan Waduk Kedung Ombo yang berada di Kecamatan Sumberlawang, sekitar 42 kilometer. 

Butuh waktu kurang lebih 1 jam 17 menit untuk bisa sampai ke sana. 

Dari alun-alun Sragen bisa berjalan ke arah barat hingga pertigaan Kecamatan Sidoharjo. 

Kemudian, belok kanan, ambil jalan ke arah Kecamatan Gemolong. 

Baca juga: Mengenal Kedung Ombo : Waduk Terbesar di Indonesia, Penampung Air hingga Dikenal Jadi Lokasi Wisata

Baca juga: Potret Tukang Bangunan Asal Wonogiri yang Lagunya Waduk Baran Ninggal Tatu Di-cover Happy Asmara

Ikuti saja jalan tersebut hingga sampai di Kecamatan Sumberlawang. 

Nah, untuk bisa menuju ke sana, ada dua pilihan tempat yaitu di Desa Gilirejo, Miri atau Desa Ngargotirto, Sumberlawang. 

Jika ingin memilih ke arah Desa Gilirejo, lebih cepat lewat Gunung Kemukus. 

Namun setelah beberapa kilometer dari Gunung Kemukus, akses jalannya naik turun dan banyak aspal berlubang. 

Pengemudi roda empat ataupun roda dua harus ekstra hati-hati. 

Pasalnya, kanan kirinya jurang. 

Sejarah Waduk

Waduk Kedung Ombo merupakan salah satu waduk terbesar yang ada di Indonesia. 

Waduk ini terletak di tiga kabupaten sekaligus yakni Boyolali, Sragen, dan Grobogan. 

Untuk sisi waduk yang berada di Bumi Sukowati, masuk Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang.

Sumber utama air di Waduk Kedung Ombo berasal dari pertemuan tiga sungai antara lain Sungai Uter, Sungai Kombo, dan Sungai Banjaran. 

Baca juga: Nestapa Bocah 10 Tahun Tewas Tenggelam : Tak Bisa Renang Tapi Nekat Mandi di Kedung Brumbung Sragen

Baca juga: Pembangunan Waduk Jlantah Terkendala Alih Lahan TKD, Kades Karangsari: Masih Dicari Penggantinya

Adapun waduk ini dibangun pada 1985 silam. 

Saat itu pemerintah pusat ingin membangun waduk baru di Provinsi Jawa Tengah untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkekuatan 22,5 Megawatt (MW). 

Tujuannya untuk bisa mengairi 70 hektare sawah di sekitarnya. 

Dana pembangunan waduk bersumber dari tiga unsur seperti Bank Dunia sebesar 156 juta US Dollar, 25,2 juta US Dollar dari Bank Exim Jepang, dan APBN. 

Butuh waktu empat tahun untuk menyelesaikan waduk, tepatnya pada 1989 lalu. 

Waduk sendiri mulai dialiri air pada 14 Januari 1989. 

Luas Waduk Kedung Ombo mencapai 6.576 hektare, rinciannya untuk wilayah perairan 2.830 hektare, lahan daratan 3.746 hektare. 

Setidaknya ada 37 desa, tujuh kecamatan di tiga kabupaten tersebut yang harus rela ditenggelamkan supaya pembangunan waduk terwujud. 

Sebanyak 5.628 keluarga kehilangan tempat tinggalnya akibat pembangunan waduk ini. 

Pada 18 Mei 1981, Presiden Soeharto meresmikan Waduk Kedung Ombo. (*)

Berita Terkini