Cara Mengatasi Rasa Takut Naik Pesawat, Terapkan 8 Metode dari Ahli Kejiwaan Berikut Ini

Editor: Hanang Yuwono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi penumpang pesawat.

TRIBUNSOLO.COM -- Sebagian orang menganggap perjalanan udara merupakan momok yang menakutkan.

Padahal, data menunjukkan bahwa jenis perjalanan tersebut tergolong yang paling aman.

Menurut sebuah laporan dalam jurnal Research in Transportation Economics, perjalanan udara cenderung lebih aman dalam hal risiko kematiannya, dibandingkan dengan moda transportasi lainnya, termasuk mobil, kapal feri, kereta bawah tanah, kereta api, dan bis.

Baca juga: Warga Sragen Jadi Korban Sriwijaya Air SJ-182, Keluarga Tahu dari Status WA: Pasang Foto Tiket

Baca juga: Ikut Rasakan Duka Keluarga Korban Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air, Warga Solo Kirim Karangan Bunga

Bagi kebanyakan orang yang takut naik pesawat, ada beberapa penyebab yang memicu rasa takut tersebut.

Penyebab tersebut juga bisa merupakan kombinasi faktor.

Beberapa di antaranya seperti pengalaman penerbangan yang buruk atau traumatis seperti pesawat mengalami turbulensi, hingga kecemasan karena berada dalam pesawat adalah sesuatu yang berada di luar kontrol diri.

Ilustrasi penumpang duduk di dalam kabin pesawat terbang. (skift.com)

Rasa gelisah dan tidak nyaman ketika naik pesawat biasanya akan berakhir setelah penerbangan berakhir pula.

Namun, bagi sebagian orang rasa takut itu akan terus-menerus ada atau dikenal dengan istilah aviofobia.

Mereka yang memiliki aviofobia punya perasaan takut terbang yang lebih dari sekadar rasa tidak nyaman sesaat yang dialami kebanyakan orang.

Klaustrofobia atau rasa takut terhadap tempat sempit atau tertutup juga bisa memicu avifobia.

Sebab, kabin pesawat adalah ruang yang terbatas dan penuh. Kecemasan juga cenderung meningkat ketikaa pesawat lepas landas.

Asosiasi Kecemasan dan Depresi AS (ADAA) membagikan beberapa praktik yang bisa kamu terapkan untuk mengatasi rasa cemas dan takut ketika naik pesawat, di antaranya:

1. Cari pemicu rasa takut

Cari tahu apa hal yang membuatmu takut naik pesawat dan amati bagaimana reaksi kecemasan tersebut bisa terpicu.

Mengetahui pemicu rasa takut dapat membantumu mengelola rasa takut tersebut ketika tingkat kecemasannya rendah.

2. Bekali diri dengan pengetahuan

Kecemasan bisa hadir karena ketidaktahuan, sehingga pikiranmu dipenuhi oleh berbagai pertanyaan "bagaimana jika nanti..?" yang mengacu pada pikiran-pikiran tentang bencana.

Namun, jika kamu naik pesawat dengan membekali dirimu terlebih dahulu dengan pengetahuan, pertanyaan-pertanyaan penuh kekhawatiran tersebut bisa dibatasi oleh fakta.

Fakta memang tidak akan menghilangkan kecemasanmu, tetapi akan membantumu mampu mengelolanya.

3. Antisipasi kecemasan

Kecemasan antisipatif adalah apa yang kamu alami untuk mengantisipasi ketakutan, dalam hal ini ketakutan saat naik pesawat.

Ini sering kali merupakan kecemasan paling intens yang dirasakan selama penerbangan, namun bukan berarti merupakan prediksi yang akurat tentang perasaanmu selama penerbangan.

Kecemasan tersebut sering kali jauh lebih besar daripada apa yang sebetulnya kamu alami.

4. Pisahkan rasa takut dari bahaya

Sering kali, sulit untuk memisahkan keduanya karena tubuh bereaksi dengan cara yang sama persis terhadap keduanya.

Namun, pastikan melabeli rasa takut yang kamu alami sebagai kecemasan.

Katakan pada dirimu bahwa kecemasan akan lebih mungkin memunculkan pikiran-pikiran menakutkan dan ingatkan diri bahwa merasa cemas bukan berarti kamu ada dalam bahaya.

Yakinilah bahwa kamu sebetulnya berada dalam keadaan aman sekalipun saat merasa sangat cemas.

5. Lawan apa yang diperintahkan oleh rasa kecemasan

Bagian A: kecemasan akan mengacaukan akal sehat dan membuatmu berpikir kamu sedang dalam bahaya meskipun kenyataannya dalam keadaan yang sanggat aman.

Nalurimu pada saat ini akan selalu memberi tahumu untuk menghindar, tetapi jika kamu mengikuti perasaan itu kecemasanmu akan semakin kuat.

Bagian B: kecemasan bisa diakali. Caranya, lakukan hal sebaliknya dari apa yang diperintahkan rasa cemas tersebut untuk kamu lakukan.

Kamu harus melawan apa yang diperintahkan oleh kecemasan itu, namun terimalah rasa tidak nyaman yang ditimbulkan karena kecemasan.

6. Yakini dirimu aman

Ketika turbulensi terjadi, banyak orang mulai memikirkan hal-hal buruk.

Untuk mengelola kecemasan yang mungkin muncul ketika turbulensi, pelajari tentang pesawat terbang dan bagaimana pesawat dirancang untuk menangani turbulensi.

Fokuslah mengelola kecemasanmu daripada berusaha memikirkan kapan turbulensi akan berakhir atau apa kemungkinan terparah yang mungkin terjadi.

Yakini dirimu bahwa kamu akan aman.

7. Edukasi penumpang lainnya untuk membantumu

Penumpang lain, terutama yang duduk dekat denganmu, perlu tahu bahwa kamu punya kecemasan dan mereka juga perlu tahu apa yang membuatmu takut.

Sampaikan pada mereka hal apa saja yang bisa membantumu mengatasi kecemasan selama penerbangan.

8. Temukan kenyamanan dalam setiap pengalaman terbang

Setiap momen penerbangan memberimu kesempatan untuk merasa lebih nyaman di penerbangan berikutnya.

Tugasmu adalah mencoba menemukan hal-hal menyenangkan atau membuatmu nyaman di setiap penerbangan.

Tujuannya adalah melatih kembali otakmu agar tidak terlalu peka terhadap faktor-faktor yang memicu kecemasan ketika naik pesawat.

Kapan perlu ke dokter?

Jika rasa takut dan cemas mulai menguasai hidupmu dengan cara yang terasa tidak terkendali, cobalah berkonsultasi dengan dokter.

Para profesional akan membantumu mengidentifikasi apa yang memicu kecemasanmu ketika naik pesawat, sekaligus menemukan perawatan untuk memulihkan kesehatan fisik dan mentalmu.

Perawatan karena takut terbang biasanya melibatkan pengobatan atau terapi. Dokter juga mungkin akan menyarankan untuk konsumsi obat anti-kecemasan.

Praktik relaksasi dan latihan pernapasan juga biasanya dapat membantu mengatasi kecemasan tersebut.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: 8 Cara Mengatasi Rasa Takut Naik Pesawat 

Berita Terkini