Laporan Wartawan TribunSolo.com, Muhammad Irfan Al Amin
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Ratusan pedagang Pasar Tawangmangu pilih tutup lapak saat hari pertama gerakan 'Jateng di Rumah Saja', Sabtu (6/2/2021).
Pantauan TribunSolo.com di pasar yang berada di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar itu bak pasar mati karena di sebagian besar lorong tak ada orang satu pun.
Hanya barang-barang pedagang yang ditutup kain atau terpal.
Meskipun ada sebagian kecil masih membuka lapaknya, sehingga terlihat kesibukan meski tak seramai pada hari-hari biasanya.
Menurut Lurah Pasar Tawangmangu, Satoto, hanya 25 persen pedagang yang berdagang pada hari Sabtu (6/2/2021) ini.
• Sempat Ada Isu Tutup saat Jateng di Rumah Saja, Pedagang Pasar Gede Kecele, Jualan Tapi Tak Ada Stok
• Potret Pasar Gede Solo Sepi saat Hari Pertama Jateng di Rumah Saja, Lorong Demi Lorong Lengang
"Jumlah pedagang di Pasar Tawangmangu ada 900 orang dan hanya 25 persen yang membuka lapaknya," katanya kepada TribunSolo.com.
Para pedagang sendiri beroperasi sejak subuh hingga sore hari.
"Kalau pedagang di dalam pasar dari jam 5 subuh hingga menjelang maghrib, namun untuk sayur 24 jam," tuturnya.
Menurut Satoto para pedagang banyak yang memilih untuk libur semenjak ada kebijakan yang dicetuskan oleh Gubernur Jawa Tengah tersebut.
"Banyak warga yang sudah menerima surat edaran melalui media sosial atau pesan berantai," terangnya.
"Walaupun dari pihak Pemkab Karanganyar sendiri tidak bada larangan untuk tetap berdagang," ujarnya.
Akibat pedagang banyak yang mengambil libur, situasi pasar juga menjadi sepi dan lengang.
Padahal pada hari akhir pekan, Pasar Tawangmangu selalu dipadati oleh pembeli dari dalam dan luar Karanganyar.
Hal itu dikarenakan, Pasar Tawangmangu tidak hanya menjajakan aneka barang keseharian namun juga oleh-oleh khas daerah.
Pasar Gede Juga Sepi
Suasana Pasar Gede Solo tak seramai sebelum pemberlakuan gerakan 'Jateng di Rumah Saja'.
Gerakan yang digagas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo tersebut mulai diberlakukan 6 sampai 7 Februari 2021.
Kabid Pasar Dinas Perdagangan Kota Solo, Sugeng Budi Prasetyo mengatakan sepinya Pasar Gede Kota Solo karena pemahaman masyarakat.
"Masyarakat sudah mengetahui dan sadar," kata Sugeng kepada TribunSolo.com, Sabtu (6/2/2021).
"Sehingga dilihat dari jalan, jumlahnya berkurang, sepi. Kami tadi juga keliling sepi," tambahnya.
• Hari Pertama Jateng di Rumah Saja, Pedagang Pasar Gede Solo Kena Sanksi,Langgar Protokol Kesehatan
• Hari Pertama Jateng di Rumah Saja, Ada Senam di Manahan, Instruktur : Kantongi Izin Pemkot Solo
Meski sepi, protokol kesehatan tetap dijalankan di kawasan Pasar Gede Kota Solo.
Dari pantauan TribunSolo.com, para pengunjung dan pedagang harus cuci tangan pakai sabun.
Setelahnya, mereka harus melalui pengecekan suhu oleh petugas keamanan yang disiagakan di pintu masuk.
Penggunaan sekat plastik terpasang di sejumlah lapak pedagang Pasar Gede Kota Solo.
Aktivitas transaksi tidak seramai biasanya.
Pedagang hanya melayani satu dua orang saja.
Sugeng menilai masyarakat mulai paham dengan gerakan Jateng di Rumah Saja.
"Kelihatannya begitu kesadaran masyarakat semoga tidak mengganggu aktivitas di pasar," ucap Sugeng.
"Mereka yang butuh bahan-bahan pokok tetap bisa di pasar tradisional," tambahnya. (*)