Begini Ramalan Sultan Hamengku Buwono I tentang 5 Wayang dan Negara Ini Akan Sejahtera

Editor: Reza Dwi Wijayanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Wayang Kulit Arjuna

Pesan yang menyertai pengembalian wayang Srikandi ke keraton ini adalah agar bayi yang akan lahir waktu itu diberi nama Arjunawiwaha.

“Saya pikir, kurang enak bagi anak itu kelak apabila saya beri nama Arjunawiwaha. Lalu saya mencari bunyi lain di mana nama Arjuna dapat dimasukan. Maka anak saya itu pada kelahirannya saya beri nama Herjuno Darpito. Anak ini pula yang dewasa ini telah diberi gelar Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Mangkubumi (Kini jadi Sultan dan gubernur daerah istimewa Yogyakarta),” demikian kisah HB IX yang ditulis awal 1982 tersebut.

Dengan demikian, kini (ditulis pada tahun 1982) empat dari kelima tokoh wayang telah kembali di Keraton Yogya. Tinggal menunggu sebuah lagi akan lengkaplah kelimanya.

“Tetapi berupa apa yang kelima ini saya tidak tahu,” ujar HB IX saat itu.

Rabu, 27 Januari, saya kontak lewat telepon Ibu Gusti Kanjeng Ratu Hemas yang ada di Yogya, untuk minta izin bertanya pada Sultan Hamengku Bawono (gubernur daerah istimewa Yogyakarta) tentang wayang kelima itu.

Ibu Ratu mempersilakan saya datang ke Jalan Suwiryo, Menteng, Jakarta sore itu untuk menemui Ngarso Dalem (HB X) yang kebetulan ada di Jakarta.

Karena saya tidak bisa datang. Kamis pagi, 28 Januari saya kontak lewat telepon dengan Ngarso Dalem yang saat itu siap-siap terbang ke Yogyakarta.

“Akan saya cek dulu,” kata Ngarso Dalem.

Indonesia atau Yogya?

Dalam buku “Takhta untuk Rakyat” terbitan 1982, ketika ditanya, bila tokoh wayang kulit kelima ditemukan, negara yang akan menjadi makmur sejahtera itu, Indonesia atau Yogya saja (?), Sultan HB IX mengatakan, “Sudah saya katakan, soal percaya atau tidak terserah saja.”

“Saya hanya menceritakan kejadian sebagaimana kami alami,” ujar HB IX ketika itu.

“Namun sekali lagi, setiap ramalan hendaknya dihadapi sewajarnya, sekadar diterima sebagai pengetahuan dan jangan terlalu dijadikan pedoman,” demikian tutur HB IX pada 1982.

Kita tunggu Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang memerintah sekarang ini untuk mencek wayang kulit ke-5 tersebut.

Semoga Indonesia, termasuk Yogya, sejahtera makmur, lepas dari pandemi covid-19. Mari kita berdoa dan bekerja. Tidak perlu “padu” (bahasa Jawa, artinya berkelahi dengan suara mulut kaum perempuan) soal “kudeta” dalam partai.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramalan Sultan Hamengku Buwono I tentang Kapan Negara Akan Sejahtera"

Berita Terkini