Pelabuhan resmi maupun pelabuhan tradisional di Nunukan dijaga ketat.
Foto dan identitas pelaku sudah disebar ke warga sekitar.
"Kita blokade jalur penyeberangan, sejak Maghrib kemarin petugas menyebar semua, saat ini kita belum mendapat petunjuk keberadaan mereka," katanya.
Taufiq menjelaskan, para napi yang kabur itu akan mendapat sanksi penambahan hukuman.
Mereka juga tak akan mendapat remisi tahun ini.
"Sebenarnya tahun ini kalau mereka ajukan PB (pembebasan bersarat) bisa, vonisnya kan tiga tahun, dan sudah menjalani setengahnya, tapi karena infonya menghindari tagihan utang makan minum di koperasi kita, ya mau bagaimana lagi,"kata Taufiq.
Sebenarnya, kata Taufiq, kondisi Lapas Nunukan sudah sangat mengkhawatirkan.
Lapas yang memiliki kapasitas 260 orang itu kini berisi 1.200 napi.
Saat ditanya mengapa masih menerima kiriman Napi dari Bulungan, Taufiq menjelaskan, keduanya tidak diterima Lapas Tarakan.
"Sebenarnya kapasitas Tarakan lebih besar, di sana kapasitasnya 500, kalau over kapasitas, sama saja, tapi Tarakan menolak. Cuma kemarin kita koordinasi sama Kanwil, kita diminta menerima dua napi tersebut," jawabnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Bisa Bayar Utang Rp 400.000 di Koperasi Lapas, 2 Napi Kabur Panjat Tembok Penjara"