Dia juga memiliki prinsip, jika dulu sebagai Wali Kota Solo adalah pelayan masyarakat.
Menurut di, bila ada pejabat seperti wali kota atau gubenur gengsi untuk bekerja di masyarakat berarti bukan pelayan masyarakat, tetapi bersifat penguasa.
"Karena saya pelayanan masyarakat," aku dia.
Bahkan dia menyatakan keluarganya tidak mempermasalahkan apapun pekerjaannya setelah 'pensiun' menjadi Wali Kota Solo.
Rudy mengatakan, sampai saat ini tidak ada protes dari keluarga terkait pekerjaannya.
Entah apakah jadi tukang las, tukang kayu dan lain sebagainya.
"Keluarga mendukung, tidak ada yang larang, yang penting halal," tuturnya.
Baca juga: Turun dari Bus Pemkot, Rudy Basah Kuyup Terjang Hujan, Jalan Kaki ke Rumahnya di Pucangsawit Solo
Baca juga: Sah! Ini Surat Resmi Ahyani Plh Wali Kota Solo, Gegara Gibran Anak Jokowi Batal Dilantik 17 Februari
Di sisi lain, Rudy merasa masih memiliki utang kepada masyarakat.
Utang tersebut adalah mengambil ijazah untuk masyarakat tidak mampu.
"Masih utang tentang masyarakat kecil, lemah, miskin dan tertindas," terang dia.
Menurut dia, soal mengambil ijazah anak yang tidak mampu ini penting karena mereka anak tidak berdosa yang terkena dampak.
"SPP tanggung jawab orang tua, sehingga ijazah ditahan," papar dia.
Dia menekankan, bila ijazah ditahan anak tersebut tidak akan bisa melanjutkan kuliah atau untuk mendaftar kerja.
"Itu yang perlu ditekankan," ungkapnya.
Tangis Haru PNS