Dia menduga mobil beserta surat dan kedua anaknya itu dibawa oleh tetangganya yang juga pernah menjadi sopir harian.
"Kita coba laporan ke kepolisian tapi BPKB mobil tidak dibawa.
Polisi kesulitan karena BPKB tidak ada.
Harusnya pelapor punya BPKB jadi bisa dibuktikan hak miliknya," ucapnya.
Apabila sopir pribadinya sedang pulang kampung, Bobby kerap minta tolong tetangganya itu untuk menjadi sopir.
Mengingat tetangganya itu pengangguran dan kebetulan dapat mengemudikan mobil.
Tetangga yang dimaksud adalah lelaki inisial E tinggal indekos bersama perempuan dan satu anak di samping rumahnya.
Berdasarkan infromasi yang diterima Bobby, laki-laki itu berasal dari Tulang Bawang Lampung.
"Samping kami ada kos-kosan kecil. Dia di situ sama perempuan dan anak,"
"Mengakunya keluarga. Setelah kejadian itu, baru tahu dari warga setempat kumpul kebo," terangnya.
Sebelumnya, Bobby tidak mengetahui asal-usul tetangganya itu.
Bahkan ketika pasangan itu kesulitan bahan pokok, istri Bobby kerap memberi makan.
Berdasarkan keterangan dari warga sekitar, laki-laki itu diketahui merupakan residivis.
Bobby menuturkan, laki-laki berinisial E itu sudah menjadi sopir harian selama satu tahun terakhir.
"Sejak kejadian itu, di kos tinggal istri dan anaknya.
Kontaknya Diblokir
Mereka tinggal di kos lebih dulu dari saya.
Saya di situ sejak 2019, sejak dipindahtugaskan jadi dosen bantu.
Dulu saya berdinas di Jakarta," ungkapnya.
Lantaran tak dapat membuat laporan ke kepolisian karena tidak ada BPKB mobil, Bobby minta tolong kepada kawannya untuk menyebarluaskan infromasi hilangnya dua anak serta mobil melalui media sosial.
"Istrinya (laki-laki berinisial E) penah ngomong, laki-laki itu kerja di bengkel resmi motor daerah Surabaya.
Teman mahasiswa saya di Surabaya, bilang ibunya melihat mobil plat itu jenis itu di Juanda Surabaya," kata Bobby. (*)