Berita Solo Terbaru

Kasus Netizen Tegal Ejek Gibran Jadi Viral, Kapolresta Solo Janji Tak Hanya Lindungi Anak Presiden

Penulis: Adi Surya Samodra
Editor: Aji Bramastra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

AM, netizen asal Slawi, Tegal, yang dipanggil ke Polresta Solo setelah mengetikkan komentar bernada mengejek ke Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kasus netizen asal Slawi, Tegal berinisial AM, yang dipanggil Polresta Solo karena mengejek Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka di media sosial, mejadi viral.

Kasus ini jadi viral justru setelah Polresta Solo memanggil AM ke Mapolresta Solo.

Baca juga: Olok-olok Gibran Rakabuming di Medsos, Netizen Tegal Dipanggil Polresta Solo, Disuruh Minta Maaf

AM diminta untuk meminta maaf kepada Gibran.

Momen itu direkam, dan videonya ditayangkan secara publik. 

Kasus ini pun akhirnya malah ramai jadi buah bibir di jagad maya. 

Menanggapi kasus ini, Kapolresta Solo, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak menjanjikan pengawasan unggahan media sosial akan dilakukan tanpa pandang bulu. 

"Tidak hanya Wali Kota Solo," tegas Ade, Selasa (16/3/2021).

Ade menjamin, polisi tidak hanya melindungi Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming, yang notabene adalah anak Presiden RI, Jokowi.

Ade memberi contoh, pemanggilan pengguna media sosial yang dianggap berpotensi melanggar UU ITE, bukan kali pertama dilakukan. 

Ia mengatakan, sudah tiga kali Polresta Solo memanggil netizen yang dianggap menyebar hoaks maupun ujaran kebencian.

Tiga kasus itu adalah netizen yang bekomentar soal Overpass Manahan, Razia PSK, dan yang terakhir, yang mengejek usulan Gibran terkait Piala Menpora.

Adapun tiga yang menjadi subjek pembicaraan dalam kasus ini semuanya adalah institusi dan pejabat kenegaraan, yakni dua kasus berkomentar soal anggota Polresta Solo, dan kasus terakhir berkoentar soal Wali Kota Solo, Gibran.

Ade menegaskan pihaknya akan terus menindak tegas unggahan yang berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan Indonesia. 

"Yang jelas, kita kedepankan edukasi. Supaya terwujud ruang digital yang sehat bersih, beretika, maupun produktif serta tanggung jawab," tegasnya.

Halaman
12

Berita Terkini