Akibatnya, kawasan pondok pesantren sementara ini ditutup alias lockdown.
Lurah Kauman, Nur Salim menjelaskan temuan kasus tersebut bermula dari seorang ustadzah terkonfirmasi positif Covid-19 seusai menjalani uji swab mandiri di sebuah klinik.
Pasien tersebut kini menjalani perawatan di sebuah rumah sakit rujukan Covid-19 Kota Solo.
Temuan kasus Covid-19 di pondok pesantren pertama kali dilaporkan Ketua RW setempat ke pihak kelurahan sekira 23 Maret 2021.
Baca juga: Puasa Bisa Turunkan Imun Tubuh hingga Tingkatkan Risiko Tertular Covid-19? Ini Jawaban Epidemiolog
Baca juga: Di Tengah Pandemi Corona, Demam Berdarah di Klaten Tembus 37 Kasus, Satu Orang Tak Bisa Diselamatkan
Selang tiga hari, 26 Maret 2021, pihak kelurahan bersama Babinsa dan tenaga kesehatan Puskesmas Gajahan ke pondok pesantren.
Mereka berencana melakukan tracing ke warga pondok pesantren.
"Dari itu diketahui ada 18 orang terkonfirmasi positif Covid-19," ungkap dia kepada TribunSolo.com, Selasa (30/3/2021).
Pemisahan ruang antara warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan tidak langsung dilakukan pengelola pondok pesantren.
Tracing kemudian dilakukan selang sehari setelahnya.
Ini menyasar 65 warga pondok pesantren yang pernah berkontak dengan pasien.
"Dari itu kemudian ditemukan ada 18 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19," ujar Nur.
Tak berselang lama, mobil ambulans kemudian disiapkan di kawasan pondok pesantren.
Mobil itu digunakan untuk mengantar pasien ke Asrama Haji Donohudan Boyolali.
Sebanyak 36 orang diantar ke sana sekira pukul 16.00 WIB.
"Kemudian ada satu orang yang hasilnya baru keluar Senin kemarin dan langsung dibawa ke Asrama Haji Donohudan," kata Nur.