Dirinya juga mengimbau warganya untuk bisa mengukur kemampuan diri dan tidak usah memaksakan bilamana dirasa dalam kondisi tidak fit atau sedang sakit.
"Ini bukan melarang atau mempersulit, tetapi untuk memupuk empati menjaga warga dari virus Covid-19 yang kembali mengkhawatirkan," tegasnya.
Meski mengizinkan untuk perayaan shalat Ied berjamaah, Juliyatmono melarang adanya pelaksanaan takbir keliling.
"Takbiran di rumah masing-masing, jangan keliling, cukup lantunkan asma Allah dari rumah atau hati juga sudah cukup," imbaunya.
Karantina Tahun Kemarin
Ide menggunakan bumi perkemahan sebagai area karantina bagi pemudik di Desa Berjo,Kecamatan Ngargoyoso ternyata bukan yang pertama kali.
Tahun sebelumnya, pada lebaran tahun 2020 saat pandemi Covid 19 sedang bermula, Pemdes Berjo telah membuat area karantina di sekitar Telaga Madirda.
Menurut Direktur Bumdes Berjo, Eko Kamsono, selaku pengelola dari Telaga Madirda, pada tahun kemarin setidaknya ada 8 pemudik yang dikarantina di Telaga Madirda.
"Tahun kemarin kami karantina sekitar 14 hari atau dua minggu di Telaga Madirda," katanya pada Minggu (2/5/2021).
Kini area karantina tersebut telah menjadi tempat wisata.
Baca juga: Sensasi Karantina Pemudik Ala Desa Berjo, Pakai Tenda Kemah, Bisa Lihat Panorama Gunung Lawu
Baca juga: Ini Fasilitas Lokasi Karantina Pemudik di Berjo Karanganyar : Tenda Hanya Boleh Diisi 2 Orang
Bahkan area yang sebelumnya sepi dan juga menjadi lahan pertanian itu kini sudah dilengkapi dengan berbagai macam wahana permainan.
"Pasca digunakan karantina untuk pemudik di musim Covid 19, kami bergegas melakukan perubahan agar menjadi area wisata yang memiliki nilai ekonomi," ujarnya.
"Tepatnya pada Juni 2020, dan ini kami hampir menuju setahun," imbuhnya.
Saat ini area karantina dipindahkan ke Bumi Perkemahan Al Amin yang berjarak 2 kilometer dari Telaga Madirda.
"Sudah kami pindahkan ke Dusun Tambak di bumi perkemahan milik Ponpes Al Amin yang kami sewa," tuturnya.