“Biar diganti dengan yang muda-muda,” tambahnya.
Widodo mengaku dirinya hanya seorang anak lulusan sekolah dasar.
“Saya hanya orang tidak berpendidikan, ijasah hanya sebatas sekolah dasar dan smp pun tidak tamat,” ujarnya.
Ditemani sepeda tuanya, Widodo mengaku setiap hari menggilas aspal untuk berjualan bensin.
“Kadang keliling ya kadang mangkal di sini saja pinggir jalan,” ungkapnya.
Ia biasa mangkal dan berjualan bensin di kawasan Jalan Adisucpto di sepajang jalur lambat.
“Ya setiap hari saya keliling dari rumah jam 07.00 atau jam 08.00 WIB,” ujarnya.
Dirinya mengaku berjualan hingga sore hari sekitar pukul 16.00 WIB.
“Kalau ramai atau habis ya sampai siang, biasanya sore jam 3 sudah bergegas pulang,” tuturnya.
“Tapi ya tidak mesti kalau hujan bahkan tidak ada yang beli,” ungkapnya.
Dirinya mengaku setiap hari menjual hanya 3 -5 botol saja.
“Saya tidak beli ke SPBU setiap hari saya kulakan, jadi belinya nanti kalau memang sudah laku semua,” ungkapnya.
“Belinya 10 liter lakunya beberapa hari setelah beli, paling satu minggu atau 5 hari paling cepat,” katanya.
Dirinya mengaku bensin daganganya hanya laku 2 sampai 3 liter saja dengan tidak seberapa.
“Saya menjual satu liter bensinnya hanya Rp 10 ribu, dari itu untung seribu saja,” katanya.