Laporan Wartawan TribunSolo.com, Azhfar Muhammad Robbani
TRIBUNSOLO.COM,SOLO - Meskipun musim penghujan di Indonesia umumnya berakhir pada bulan Maret, beberapa wilayah di Kota Solo masih diguyur hujan.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Jawa Tengah, Iis Widya Harmoko mengatakan fenomena musim saat ini tidak bisa dipukul rata di semua wilayah.
Terlebih kondisi cuaca akhir ini memang masih sulit diprediksi.
“Harusnya secara umum memang normalnya di Jawa Tengah itu sekitar April-Oktober itu kemarau,” kata dia kepada TribunSolo.com, Kamis (20/5/2021).
Baca juga: Kasus Covid-19 di Solo Kembali Melonjak, Gibran Yakinkan Belajar Tatap Muka Diusahakan Tetap Juli
Baca juga: Gibran Janji Tangani Banjir di Solo, Terjunkan Petugas ke Lapangan: Bersihkan Drainase
“Akan tetapi tidak semua wilayah bisa dipukul rata ada yang di beberapa wilayah masih hujan curahnya lumayan tinggi termasuk Solo, ada yang panas,” ungkapnya.
Dirinya menyampaikan hal itu berdasarkan wilayah maupun daerah masing-masing.
“Tergantung tinggi rendahnya wilayah,” katanya.
“Kalau di wilayah dataran tinggi biasanya musim kemarau lebih pendek dibanding musim hujan, berbanding terbalik dengan daerah pesisir,” tambahnya.
Pihak BMKG mengaku fenomena yang terjadi saat ini masih berpotensi berlanjut fenomena tahun lalu.
“Masih lanjutan adanya La Nina,” ujarnya.
“Sehingga ada beberapa gangguan atmosfer yang menambah atau mengurangi hujan, jadi tidak kadang tidak sesuai prediksi,” jelas dia.
Janji Tangani Banjir
Beberapa wilayah di Kota Solo tergenang banjir semalam, Rabu (19/5/2021).
Pantauan TribunSolo.com di lapangan, beberapa titik seperti di kawasan Todipan dan Kalitan tergenang akibat hujan deras.