Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka bereaksi atas munculnya klaster Covid-19 di Institut Seni Indonesia (ISI).
Klaster tersebut, seperti diketahui, muncul diduga karena pameran atau uji pembawaan modeling di kampus tersebut.
Lebih kurang 21 mahasiswa ISI Solo terkonfirmasi positif Covid-19.
Beberapa diantaranya orang tanpa gejala dan menjalani isolasi mandiri di Asrama Haji Donohudan Boyolali.
Baca juga: Piala Wali Kota 2021, Pemkot Solo Tak Dapat Hak Siar, Gibran Tak Risau : Acara Lancar, Sudah Senang
Baca juga: Klaster ISI Solo, Mahasiwa Angkat Bicara soal Temuan Kasus Corona : Ada yang Bergejala saat Pameran
"Kemarin banyak komplain. Makanya kemarin kita langsung adakan tracing massal di beberapa tempat," kata Gibran kepada TribunSolo.com, Sabtu (26/6/2021).
Gibran menegaskan pameran itu tidak ada sepengetahuan dan seiizin Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo.
Apalagi, acara tersebut berpotensi menimbulkan kerumunan.
"Itu juga tidak izin ke Satgas," ucapnya.
Disamping itu, Gibran menyebut mahasiswa dan dosen yang terlibat dalam acara itu abai protokol kesehatan Covid-19.
"Banyak pelanggaran protokol kesehatan. Mahasiswa dan dosen banyak yang abai. Makanya saya tegur," ujarnya.
Gibran mengatakan, lockdown menjadi salah satu antisipasi guna menekan laju penyebaran Covid-19.
"Antisipasinya, lockdown kampusnya," katanya.
Kronologi Kasus ISI
Klaster Covid-19 yang ditemukan di Institus Seni Indonesia (ISI) Kota Solo bukan bermula dari asrama putri kampus tersebut.
Penularan virus Corona diduga bermula saat pameran fashion show atau ujian pembawaan modeling di Kampus 2 ISI Solo, Mojosongo.
Ujian tersebut berlangsung selama lebih kurang 8 hari mulai tanggal 7 Juni 2021 sampai 14 Juni 2021.
Seorang mahasiswa, ESL, menjelaskan, mahasiswa yang terlibat dalam acara sempat menolak.
Baca juga: Puluhan Buruh Pabrik Sepatu Jaten Karanganyar Mangkir Swab Antingen, Kini Diburu Petugas Kesehatan
Baca juga: Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun, Kepala Kemenag Boyolali Meninggal di RSUD Sragen karena Covid-19
"Alasannya, (satu diantaranya) masih masa pandemi Covid-19. Kami takutnya ada penyebaran," jelas ESL kepada TribunSolo.com, Jumat (25/6/2021).
"(Ditambah), kita juga tidak tahu kondisi modelnya bagaimana. Karena ada yang dari luar kampus," tambahnya.
Itu sudah disampaikan ke dosen. Namun, ia tak bergeming. Ujian pembawaan modeling tetap berjalan.
Mahasiswa, tutur ESL, juga sudah meminta dosen untuk mengurus izin ke Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo.
"Respon dari dosen kurang. Akhirnya jalan. Dari kita sudah mewanti-wanti, kalau dilanjutkan nanti bisa terjadi penyebaran," tutur dia.
"Tapi dosen bilang, tidak akan (ada penyebaran). Model sudah dapat face shield, sudah disediakan hand sanitizer, dan sudah disediakan masker," tambahnya.
Protokol kesehatan kemudian diperketat. Model maupun tamu yang ada dalam acara dicek suhu tubuhnya.
Namun, itu belum menjamin. Beberapa mahasiswa sempat mengalami gejala demam dan batuk selama masa ujian.
"Sebenarnya dari kita sudah minta istirahat. Tapi namanya ujian mau tidak mau kita tetap (jalankan)," ujar dia.
Ujian selesai. Beberapa mahasiswa yang bergejala melakukan uji swab mandiri di puskesmas setempat sejak 17 Juni 2021 hingga 19 Juni 2021.
Baca juga: Kisah Petugas Pemakaman Jenazah Terinfeksi Covid-19 di Wonogiri, Susuri Sungai Bopong Peti 140 Kg
Baca juga: Kronologi Klaster ISI Solo : Ada Mahasiswa Tidak Enak Badan, Hasil Swab Ternyata Positif Covid-19
Hasilnya, lebih kurang 7 mahasiswa terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka kemudian menjalani isolasi mandiri.
Ada yang menjalani isolasi mandiri di rumah maupun asrama putri ISI Solo.
"Akhirnya, kami minta pertanggungjawaban dari dosen. Dosen akhirnya mau tanggung jawab dan dimintakanlah uji swab massal," ucap dia.
Uji swab itu kemudian ditemukan temuan baru sebanyak 8 mahasiswa positif Covid-19.
Beberapa diantara mereka kemudian dijemput 3 ambulans, khususnya yang tanpa gejala. Mereka dibawa ke Asrama Haji Donohudan Boyolali.
Namun, tracing kontak erat dan dekat tidak berhenti. Temuan sebanyak 7 mahasiswa positif Covid-19 ditemukan.
Temuan kasus Covid-19 kemudian membuat Kampus 2 ISI Solo Mojosongo di-lockdown mulai 25 Juni 2021 hingga 8 Juli 2021. (*)