Berita Sukoharjo Terbaru

Saat Corona Tak Pandang Usia : 643 Bayi hingga Anak-anak di Sukoharjo Terpapar, Begini Kondisinya

Penulis: Agil Trisetiawan
Editor: Asep Abdullah Rowi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI : Warga beraktivitas di zona merah Covid-19 RT 006 RW 01, Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (22/6/2021). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan micro lockdown di kawasan tersebut lantaran adanya 17 warga yang positif Covid-19.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Kabar tidak menyenangkan datang dari Kabupaten Sukoharjo, di mana ratusan anak-anak terpapar virus Covid-19.

Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, ada 46 bayi, 170 balita, 427 anak-anak yang terpapar corona sehingga totalnya 643 orang.

Minggu ke-25 ini, ada temuan kasus baru yakni 3 bayi, 26 balita, dan 46 anak-anak.

Baca juga: Ahli Sebut Virus Corona Varian Delta Bisa Menular 5-10 Detik saat Berpapasan, Terungkap dari CCTV

Baca juga: Hampir 5 Ribu Warga Sragen Jalani Vaksinasi Gratis, di Tengah Meroketnya Corona di Sejumlah Wilayah

Sampai hari Minggu (27/6/2021) kemarin diketahui ada 2 bayi, 14 balita, dan 33 anak-anak masih sakit.

Sedangkan 44 bayi, 156 balita, dan 393 anak-anak sudah dinyatakan sembuh.

Kepala DKK Sukoharjo, Yunia Wahdiyati mengatakan, untuk golongan usia yang paling banyak terpapar Covid-19 masih golongan usia dewasa diantara 26-59 tahun dengan kasus yang ditemukan sebanyak 4.592 kasus.

Disusul golongan lansia di atas usia 60 tahun sebanyak 1.133 kasus, dan remaja di antara usia 15-25 tahun dengan 1.027 kasus.

"Rata-rata usia kasus yang ditemukan pada usia sekira 40 tahun. Untuk kasus termuda bayi baru lahir, dan kasus tertua lansia berusia 100 tahun," katanya, Selasa (29/6/2021).

Walaupun sudah ada kasus anak terpapar corona, proses vaksinasi untuk balita dan anak-anak belum akan dilakukan.

Pasalnya, DKK Sukoharjo masih mengebut menyelesaikan vaksinasi tahap kedua yang menyasar lansia dan pelayan publik.

Baca juga: Keluarga Kena Corona & Ingin Hubungi Petugas Medis? Ini Nomor Telepon Darurat 15 Rumah Sakit di Solo

Padahal, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sudah mengeluarkan petunjuk untuk vaksinasi anak-anak.

"Petunjuk sudah ada. Tapi kami menyelesaikan tahap 2 dulu, lansia dan pelayan publik," ujarnya.

Baca juga: Bak Hujan di Tengah Kemarau, Sragen Dapat 10 Ribu Vaksin di Tengah Label Zona Merah & Corona Meroket

Vaksinasi tahap kedua ini diharapkan bisa rampung tepat waktu.

Pasalnya, DKK Sukoharjo seringkali terkendala kuota vaksin yang diberikan pemerintah pusat.

"Kalau vaksin tersedia, Insya Allah Juli 2021 selesai," pungkasnya. 

Hajatan Dibubarkan

Dua hajatan dibubarkan Satgas Covid-19 Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. 

Hajatan itu, untuk diketahui, masing-masing digelar di Dusun Moro dan Dusun Kadokan, Desa Kadokan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. 

Camat Grogol, Bagas Windaryatno mengatakan acara tersebut dibubarkan karena tidak sesuai dengan SE Bupati Sukoharjo terkait PPKM Mikro. 

"Acara tersebut tidak sesuai dengan SE Bupati Sukoharjo, ditambah saat ini Kabupaten Sukoharjo berada di zona merah," katanya. 

Satgas Covid-19 yang datang tak hanya membubarkan acara dan melakukan sosialisasi saja. 

Baca juga: Corona Mengganas, Rumah Sakit di Sragen Penuh, Gedung Baru RSUD Sragen Sampai Jadi Gedung Covid-19

Baca juga: Rumah Sakit Penuh, Warga Sragen Masih Abai Prokes Covid-19, Operasi Yustisi Semakin Digenjot

Pasalnya, sejumlah tamu, keluarga, dan mempelai juga harus menjalani swab antigen. 

"Pada dua tempat itu, kami mengambil sampel sebanyak 16 orang. Alhamdulillah non reaktif," jelasnya. 

Sementara itu, tamu dari luar Kecamatan Grogol diminta untuk segera pulang. 

Hal ini dilakukan agar tidak terjadi penularan Covid-19 di acara tersebut. 

Sukoharjo Zona Merah

Kabupaten Sukoharjo kini ditetapkan sebagai zona merah kasus Covid-19 per Jumat (25/6/2021) malam.

Bupati Sukoharjo, Etik Suryani mengatakan, segala upaya sudah dilakukan untuk menekan laju Covid-19 di Kabupaten Sukoharjo. 

Namun pada akhirnya, pertahanan tersebut jebol.

"Perkembangan kasus covid di Sukoharjo sangat pesat. Kami dikelilingi oleh daerah zon amerah dan pada akhirnya tadi malam (Jumat) pertahanan kami jebol dan masuk zona merah," katanya, Sabtu (26/6/2021) pagi.

Menurut bupati, setelah zona merah tersebut pihaknya bersama dengan Tiga Pilar (TNI-Polri) akan lebih menggencarkna lagi sekaligus mengetatkan PPKM Mikro. 

Operasi-operasi yustisi terkait dengan penegakan prokes akan terus digencarkan guna memutus mata rantai penuluran Covid-19. Serta penguatan jogo tonggo.

"ICU sudah penuh, Tempat Tidur sudah penuh, RS sudah sesak, jadi masyarakat nyuwun tulung jangan abai. Covid ini benar-benar ada. Patuhi protokol kesehatan 5M," ungkap bupati.

Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho menambahkan, pihaknya akan lebih menggencarkan operasi yustisi terkait dengan lonjakan kasus covid di Kota Makmur.

"Setiap malam, bahkan tidak hanya malam kami bersama dengan instansi terkait akan terus menggencarkan operasi yustisi. Ini tujuannya untuk menekan angka penyebaran dan penularan Covid-19," tegas Kapolres.

Terkait dengan kegiatan kerumunan massa, pihaknya nanti tidak akan memberikan toleransi. Apalgi kegiatan itu tidak berizin.

"Kami akan bubarkan. Termasuk hajatan atau kegiatan lain yang mengundang kerumunan," tegas Kapolres. (*)

Berita Terkini