Salah satunya adalah Woro Puji Astuti (32) mengatakan, dia sampai menolak pesanan karena bahan baku kayu sengon mulai terbatas.
"Saya terpaksa batasi pesanan peti mati ke kami, karena bahan baku peti, seperti kayu sengon, gak ada," ucap Woro, Minggu (11/7/2021).
Woro mengatakan, tutupnya Pasar Klewer juga sebagai faktor ia membatasi pesanan dari perorangan maupun rumah sakit.
Baca juga: Tahan Dulu Liburan, Semua Destinasi Wisata di Penjuru Boyolali Ditutup, Imbas Kasus Corona Mengganas
Selain itu, tenaga kerja untuk membuat peti ini juga tidak banyak.
"Sebelum pandemi kami hanya menerima pesanan 2 peti, saat Pandemi pesanan berlipat yaitu sekitar 6 peti, kami sempat kewalahan, baik dari bahan maupun tenaga,"ujar Woro.
Pesanan Peti Mati di Blitar
Di saat banyak bisnis lain yang goyah, ada satu bisnis yang justru mengalami perkembangan pesat di masa pendemi Covid-19.
Ya, permintaan peti mati di sejumlah pengrajin di kota Blitar, Jawa Timur, justru meningkat hingga 10 kali lipat.
Selain mendatangkan keuntungan jutaan rupiah, usaha ini juga mampu memberdayakan warga sekitar.
• Viral Sejumlah Hotel Dijual di Marketplace akibat Pandemi Covid-19, Ternyata ini Cerita Sebenarnya
• Ternyata Orang Masih Bisa Positif Covid-19 Meskipun Sudah Divaksin, Ini 5 Alasannya
Setiap hari para pengrajin peti mati di kecamatan Sukorejo kota Blitar ini selalu sibuk.
Satu persatu kayu sengon dipotong dan diolah menjadi sebuah peti mati yang berkualitas baik.
Menurut pengrajin, selama masa pandemi corona ini permintaan akan peti mati meningkat tajam hingga 10 kali lipat.
Sedikitnya ada 10 buah peti mati yang mampu terjual setiap bulannya.
Keuntungan jutaan rupiah pun mampu didapatkan dari usaha peti mati ini.
Tidak hanya itu berkat usaha tersebut beberapa warga sekitar juga dapat diberdayakan serta bisa memperoleh penghasilan di masa pandemi ini.