TRIBUNSOLO.COM - Kevin Cordon masih teringat bagaimana dirinya kemudian mengenal dunia bulutangkis.
Di usianya yang masih menginjak 12 tahun, dirinya memutuskan untuk merantau keluar dari kampun halamannya.
Dan meninggalkan orang tuanya di pedesaan yang berjarak 4 jam sebelah timur Guatemala City.
"Saya mengenal badminton dengan tidak sengaja. Saya pergi ke pertandingan bulutangkis lokal dan mulai bermain," katanya dilansir dari BWF.
"Tiga bulan kemudian, saya memenangkan turnamen pertama saya," tambahnya.
Saat merantau meninggalkan rumah. orang tua Cordon menitipkan beberapa pesan kepadanya, terkhusus ibunya.
"Orang tua saya tidak tahu apa-apa soal bulutangkis, tetapi mereka berkata : 'jika kamu ingin menjadi pebulutangkis dan mewujudkannya, maka pergilah ke ibukota'," ucap dia.
"Ibu saya juga berpesan : 'Oke pergilah tapi hati-hati, tidak ada alkohol, tidak ada obat-obatan'," tambahnya.
Baca juga: Inilah Kalimat Haru yang Diucapkan Apriyani Rahayu kepada Greysia Polii Usai Raih Emas Olimpiade
Baca juga: Olimpiade Tokyo 2020, Greysia Polii/Apriyani Rahayu Cetak 3 Rekor di Cabor Badminton
Cordon berangkat sendirian. Di ibu kota, ia mendapat akomodasi selama mengikuti pelatihan bulutangkis dari federasi setempat.
"Saya pergi sendiri. Federasi mengatakan ada banyak anak berbakat, lalu mereka memindahkan kami ke ibukota," ujar dia.
"Mereka berkata :'Oke, kami akan memberi kalian pelatihan, sekolah, makanan, dan akomodasi'," tambahnya.
Alhasil, Cordon menjelma menjadi pebulutangkis profesional.
Itupun berkat gemblengan pelatih Jose Maria Solis sejak tahun 2004 yang kemudian dibantu Muamar Qadafi mulai tahun 2017.
Menariknya, Qadafi merupakan pelatih yang berasal dari Solo, Jawa Tengah, Indonesia.
Kerja keras Cordon membuahkan hasil. Ia sudah ikut serta dalam Olimpiade sebanyak 4 kali. Olimpiade Beijing 2008 jadi yang pertama.