Laporan wartawan TribunSolo.com, Iqbal Fathurrizky
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pengamat Perbankan Ekonomi UNS, Taufiq Arifin memberikan tips agar tidak jadi korban skimming.
Beberapa waktu lalu terjadi kasus kejahatan yaitu pencurian data ATM Bank Jateng mengenai uang nasabah di antaranya dialami PNS dan bidan di Kabupaten Klaten.
Terkait dengan itu, Taufiq Arifin memberikan tanggapan.
"Masyarakat masih belum aware terkait kejahatan skimming, dan kontrol dari pihak bank mestinya perlu dievaluasi," kata Taufiq kepada TribunSolo.com.
Baca juga: Kesaksian Milia Jatmiati Mundur dari Menkeu Pasoepati : Sentil Soal Pakai Uang Kas Tanpa Nota
Baca juga: Kisah Toko Asia Baru Solo : Sudah Berdiri 100 Tahun, Sempat Jatuh Dihantam Banjir Besar Solo 1966
Taufiq Arifin menjelaskan canggihnya alat-alat teknologi saat ini yang disisi lain malah jadi alat bantu kejahatan.
"Biasanya alatnya seperti kamera kecil yang tidak sadar, gak butuh kabel, penempatannya biasanya menyorot ke tombol ketik pin ATM," jelas Taufiq.
"Satu lagi dipasang di tempat masukan kartu, untuk skimming kartunya," sambungnya.
Taufiq Arifin juga memberikan beberapa tips kepada pengguna ATM agar tidak jadi korban skimming.
Pertama, pengguna harus sadar akan keamanan saat pengambilan ATM.
"Jadi user harus aware, kalo pakai kartu harus tau resiko skimming, lihat sekitar dulu sebelum mengambil uang ada yang mencurigakan atau tidak," jelas Taufiq.
Kedua, Ganti PIN ATM secara berkala.
"Kalau sehabis ambil uang kita ganti PIN ATM otomatis skimmingnya gagal," kata Taufiq.
Kasus di Klaten
Sebelumnya, Polres Klaten masih menyelidiki kasus pembobolan ATM Bank Jateng di Samsat Klaten dengan cara atau tindakan pencurian dengan menyalin informasi yang terdapat pada strip magnetik kartu secara illegal,