Berita Boyolali Terbaru

Kabar Baik di Boyolali, Kasus Corona Menurun & Tak Ada yang Meninggal,Tapi Jangan Euforia Berlebihan

Penulis: Tri Widodo
Editor: Asep Abdullah Rowi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI : Seorang pasien Covid-19 berbincang dengan pembatas plastik di Rumah Singgah Isolasi Mandiri Medco Foundation, di Hotel Nyland, Jalan Pasteur, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (27/1/2021).

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Meskipun kasus Covid-19 melandai, Pemkab Boyolali meminta warga tidak euforia berlebihan.

Plt Kepala Dinkes Boyolali, Insan Adi Asmono mengingatkan masyarakat agar tidak terlena, sehingga protokol kesehatan harus dilaksanakan dengan ketat.

“Jangan sampai eforia berlebihan, tetap jaga prokes,” ujarnya kepada TribunSolo.com, Kamis (16/9/2021).

Dia menyebut total kasus Covid-19 di Boyolali sampai saat ini tercatat sebanyak 24.467 kasus.

Baca juga: Kisah Sedih dari Boyolali, Gadis SMA Jadi Tulang Punggung Keluarga: Butuh Tenaga dan Modal

Baca juga: Catat! Ini Janji Bupati Yuni untuk Atlet Asal Sragen, yang Bisa Bawa Pulang Medali di PON XX Papua

Dari jumlah tersebut 22.975 pasien atau 93,9 persen telah sembuh dan 1.394 pasien atau 5,7 persen meninggal dunia.

Saat ini, tinggal 42 pasien di rawat dan 46 pasiennya menjalani isolasi mandiri. Sedangkan untuk pasien yang menjalani isolasi terpusat ada 10 orang.

“Hari ini tambahan kasus Covid-19 hanya ada dua pasien saja, juga tidak ada pasien Covid-19 yang meninggal dunia,” aku dia.

Sedangkan tingkat keterisian pasien (BOR) di rumah sakit sebanyak 10 persen.

“Boyolali masuk wilayah risiko rendah dengan IKM 2,63,” jelasnya.

Sedangkan terkait percepatan vaksinasi, hingga kini capaian vaksinasi di Boyolali sudah mencapai 39 persen.

Diharapkan, hingga akhir Desember nanti sedikitnya bisa mencapai 50 persen. Untuk itu, kegiatan percepatan vaksinasi terus dilakukan.

“Percepatan vaksinasi kini dilakukan di tingkat desa dengan melibatkan aktif Satgas Desa, bidan desa dan Puskesmas setempat,” imbuhnya.

Vaksinadi Dikebut

Vaksinasi di kantor Kecamatan Banyudono digelar pada Kamis (16/9/2021).

Pantauan TribunSolo.com di lapangan, warga menyerbu program vaksinasi tersebut. 

Warga berderet menjadi satu barisan berdiri mengular di sepanjang terotoar jalan di depan kecamatan Banyudono ke utara.

Baca juga: Blak-blakan Gibran Soal Vaksinasi Solo Tembus 101 Persen: Pakai Sistem Seperti di Jakarta

Baca juga: Vaksinasi di Solo Tembus 100 Persen, Tapi Gibran Emoh Berhenti : Masih Bisa 120-130 Persen

Didalam kantor kecamatan itu, petugas menggunakan pengeras suara untuk memanggil satu per satu warga yang telah antri di halaman kantor kecamatan.

Jika ada kursi yang kosong di halaman kantor kecamatan warga yang mengantri di luar pintu gerbang diminta masuk untuk duduk di kursi yang telah kosong itu.

Setelah itu, petugas kembali menutup pintu gerbang kecamatan untuk mencegah kerumunan warga di area vaksinasi.

Baca juga: Cerita Husnaini, Siswa SMAN 1 Kartasura yang Dapat Sepeda dari Jokowi: Diminta Berani Vaksin 

“Saya sudah satu jam berdiri disini, untuk antri masuk,” kata seorang warga yang tak mau disebut namanya.

Dia mengaku, mendapat jatah vaksin mulai pukul 8-10 pagi. Namun, karena banyaknya antrian warga, hingga pukul 09.00  WIB, dia belum bisa masuk untuk mengisi formulir.

“La ini banyak sekali. Ga tau nanti bisa disuntik jam berapa,” ujarnya.

Baca juga: Jokowi Bakal Tinjau Vaksinasi di SMAN 1 Kartasura, Polisi Siapkan Skenario Pengalihan Arus

Sementara itu, Camat Banyudono Jarot Purnama mengungkapkan dosis vaksin yang disediakan dalam kegiatan vaksinasi sebanyak 1.500 dosis.

Untuk itu, supaya tidak terjadi kerumunan saat pelaksanaan vaksin ini, pihaknya telah membanginya dalam tiga sesi.

Pertama mulai pukul 08.00-10.00, lalu pukul 10.00-13.00 WIB dan 13.00-15.00 WIB.

“Sebenarnya sudah kita bagi, tapi kebanyak warga ingin berangkat awal, supaya bisa segera divaksin,” ujarnya. (*)

Berita Terkini