Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Nasib nahas dialami pasangan suami istri asal Desa Jurangjero, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen.
Keduanya bernama Hadi Mulyono (61) dan Sukinem (58) saat mengendarai Isuzu Panther, tertabrak KA Gajayana dan meninggal dunia di lokasi.
Setelah kejadian tersebut, mobil terseret hingga puluhan meter hingga ringsek, bahkan keduanya mengalami luka sangat serius.
Ketua RT setempat, Tugino mengatakan sebelum kejadian, terdapat kereta api yang melintas dari arah barat.
"Saya mendapat info dari teman saya yang melihat kejadian langsung, sebelumnya melaju kereta api dari arah barat menuju ke timur," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Selasa (12/10/2021).
Baca juga: Suasana Rumah Duka Pasutri Tertabrak KA Gajayana di Sragen : Pelayat Datang, Tunggu Anak dari Bogor
Baca juga: Pasca Tabrak Mobil Pasutri di Sragen, KA Gajayana Alami Kerusakan, Perjalanan Sempat Tesendat 2 Jam
Tugino menuturkan, karena dirasa kereta sudah lewat, maka Hadi Mulyono melajukan kendaraannya kembali.
"Mungkin, kurang mengetahui kereta api yang melaju kendaraan dari arah timur, dan mesin mobil tiba-tiba berhenti, akhirnya tersambar ," jelasnya.
Diketahui, di lokasi kejadian terdapat dua jalur kereta api, atau double track, sehingga perlintasan tersebut menjadi lebih padat dari lalu lapang kereta api.
"Di lokasi kejadian juga minim penerangan, terlebih tidak adanya palang pintu untuk mengamankan pengendara yang melintas," aku dia.
Tewas Dua Orang
Pengendara Isuzu Panther berplat nomor AD-9201-JF yang tertabrak, terseret & terhempas KA Gajayana di Kabupaten Sragen sempat dilihat warga.
Saat itu pasangan suami istri (pasutri) paruh baya, yakni Hadi Mulyono (61) dan Sukinem (58), asal Dukuh Dayu, Desa Jurangrejo, Kecamatan Karangmalang tengah melintas.
Tepatnya di perlintasan tanpa palang pintu di Dukuh Bedowo, Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Senin (11/10/2021) pukul 19.00 WIB.
Namun hanas, pengemudi Mulyono diduga tak mengetahui keberadaan KA Gajayana yang melaju kencang di tengah kegelapan.
Lantas kecelakaan mengerikan itu pun tak terhindarkan.
Akibatnya Hadi Mulyono (61) dan Sukinem (58) tewas seketika.
Berdasarkan kronologi versi PT KAI Daop 6 Yogyakarta dan warga sekitar, kecelakaan maut tertabraknya mobil sangat singkat.
Baca juga: Kesaksian Warga saat KA Gajayana Sambar Mobil di Sragen : Bunyi Ledakan Keras,Malah Dikira Ban Pecah
Baca juga: Inilah Mobil yang Tertabrak KA Gajayana di Sragen : Remuk Tak Berbentuk, Roda Sampai Berada di Atas
Seorang saksi waega sekitar, Tarno mengungkapkan, mobil korban melaju dari selatan ke utara, sementara dari arah berlawanan ada KA Gajayana yang melintas.
"Mobil lain berhenti, mobil korban tetap jalan. KA langsung tabrak mobil korban, hingga terseret dan terpental 30-100 meter," ungkapnya kepada TribunSolo.com.
Saat itu suasana lanjut dia tegang dan menggemparkan, karena warga sempat mengira ledakan ban mobil sehingga berlarian mendekat.
"Infonya ada yang teriak kalau ada kecelakaan, warga terus pada lari semua mendekat," jelas dia.
"Di TKP kita lihat mobil ringsek, dua orang meninggal dunia," akunya membeberkan.
Tak hanya meninggal dunia, mobil Isuzu Panther berplat polisi AD-9207-JF mengalami kerusakan yang luar biasa.
"Sampai masuk ke persawahan, kondisi ban di atas," aku dia.
Pasutri Tewas Seketika
Manajer Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Supriyanto membenerkan, KA Gajayana relasi Malang - Gambir mengalami kecelakaan dengan mobil.
Awalnya pukul 19.00 WIB KA Gajayana melintas, tetapi di km 237+9, antara Sragen-Masaran tepatnya di Desa Jetak mengalami nasib nahas.
Tiba-tiba di perlintasan palang pintu KA Gajayana menabrak sebuah mobil.
"Selanjutnya KA Gajayana berhenti melakukan pengecekan rangkaian dan masinis menghubungi pusat pengendali perjalanan KA Daop 6 Yogyakarta," kata dia.
Baca juga: IDENTITAS Korban Kecelakaan Maut KA Gajayana Hantam Mobil di Sragen : Pasutri asal Jurangrejo
Baca juga: Pilu, Kecelakaan Maut Mobil Tersambar KA Gajayana di Sidoharjo Sragen : Hadi dan Istrinya Tewas
Mendapatkan informasi dari pusat pengendali KA Daop 6 Yogyakarta, Stasiun Sragen dan stasiun Masaran serta unit Pengamanan KAI segera berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.
"Termasuk kepolisian setempat, untuk mengamankan lokasi serta perjalanan KA. Selanjutnya kendaraan dan korban ditangani pihak Kepolisian," jelasnya.
"Posisi mobil dalam kondisi rusak dan preipal jalur KA," aku dia.
Setelah menabrak lanjut dia, KA Gajayana berangkat kembali dari kilometer menuju stasiun Masaran untuk kembali dilakukan pengecekan.
Dalam pengecekan di stasiun Masaran diketemukan ada gangguan pada lokomotif, sehingga dilakukan pengiriman lokomotif pengganti dari Solo Balapan.
"Kami menghimbau kepada pengguna jalan yang hendak melewati perlintasan KA, baik yang dijaga maupun tanpa palang pintu, agar berhati-hati, pastikan aman saat akan melintas jalur KA," harap dia.
"Diperlintasan tersebut, rambu-rambu peringatan sudah lengkap. Masyarakat pengendara agar mematuhi rambu-rambu tersebut, serta selalu berhati-hati untuk keselamatan bersama," jelasnya.
Petugas kamar jenazah RSUD Sragen, Dedi membenarkan pihaknya menerima kedua jenazah tersebut malam tadi.
"Iya dalam keadaan sudah meninggal dunia, ini di kamar jenazah," kata dia.
Dikira Ban Meletus
Adapun warga sekitar, Tarno mengatakan terdengar bunyi ledakan keras, seperti ban meletus saat detik-detik kejadian pada .
Saat itu banyak warga langsung berbondong-bondong menghampiri, karena memang suaranya sangat keras.
"Terdengar bunyi ledakan keras, saya kira ban meletus, kan ini juga dekat pinggir jalan besar," katanya.
Namun, setelah dicek ternyata telah terjadi kecelakaan di perlintasan kereta api.
Baca juga: Inilah Mobil yang Tertabrak KA Gajayana di Sragen : Remuk Tak Berbentuk, Roda Sampai Berada di Atas
Baca juga: Mobil yang Tersambar KA Gajayana di Jetak Sragen, Terpental hingga Puluhan Meter dan Masuk ke Sawah
Menurut Tarno, dulu perlintasan kereta api tersebut sudah ada palang pintunya.
"Tapi, sekarang sudah tidak dipasang lagi," jelas dia.
Selain itu, juga tidak ada petugas yang setiap hari menjaga kawasan tersebut.
"Kalau ada petugas, pas Lebaran saja," ujarnya.
Padahal, jalan di Dukuh Bedowo termasuk jalan ramai, yang banyak dilalui pengendara, baik roda 2 maupun roda 4.
Tarno menuturkan, jika perlintasan kereta api tersebut, sudah sering terjadi kecelakaan.
"Sering sekali di sini terjadi kecelakaan, mulai dari saya kecil, sudah berapa banyak," terang dia.
Pernah Terjadi di Kalijambe
Kecelakaan maut melibatkan mobil Polsek Kalijambe yang berisi tiga anggota polisi dan satu tentara tersambar kereta api pada Minggu (13/12/2020) tepatnya pukul 22.45 WIB.
Peristiwa tersebut terjadi di Dukuh Siboto, Desa Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Sragen.
Baca juga: BREAKING NEWS : Honda Mobilio Tertabrak Kereta Api di Gemolong, Mobil Terpental & Pengemudi Selamat
Berdasarkan informasi yang dihimpun, mobil patroli itu tersambar kereta api (KA) Brantas jurusan Pasarsenen-Blitar.
Kendaraan merek Mitsubishi Strada saat itu sedang berpatroli dan melintas di perlintasan sebidang tanpa palang.
"Perlintasan itu berada di JPL 159 yang tidak ada palangnya," ungkap Humas DAOP VI Yogyakarta, Supriyanto kepada Tribunsolo.com, Senin (14/12/2020).
Supriyanto menjelaskan, diduga pengemudi mobil tidak tahu jika ada KA yang melintas.
"Sehingga kecelakaan tidak terhindarkan," paparnya.
Benturan keras antara mobil dan KA membuat mobil itu ringsek tidak berbentuk.
Akibat insiden tersebut satu dari empat penumpang belum ditemukan jenazahnya hingga berita ini diturunkan.
Identitas tiga orang penumpang yang tewas tersambar kereta api yakni Pelda Eka Budi (50) anggota TNI, warga Dukuh/Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe.
Korban kedua bernama Aipda Samsul Hadi (57), anggota Polsek Kalijambe, asal Kecamatan Gemolong.
Korban ketiga Bripka Slamet Mulyono (45), pekerjaan Polisi, asal Kota Solo.
Kepala Basarnas Semarang Nur Yahya mengatakan bahwa akibat insiden itu, dua penumpang di dalamnya harus meregang nyawa dan seorang lagi hilang diduga terlempar ke sungai Cemoro.
"Pelda Eka Budi diduga terlempar ke sungai Cemoro," jelasnya, Senin (14/12/2020).
Dijelaskannya, mobil patroli itu tertabrak kereta api di perlintasan rel kereta api jalan Solo- Purwodadi KM 13.
Diketahui mereka hendak melintasi rel kereta api dari Timur menuju ke Dukuh Siboto Desa Kalimacan.
"Saat melintas dari arah Utara melaju sebuah kereta api Brantas menuju Selatan sehingga terjadi kecelakaan," ujarnya.
Mobil Patroli terseret kereta api kurang lebih 100 meter dan tepat berhenti di jembatan kereta diatas sungai Cemoro.
"Saat di atas jembatan itu diduga anggota koramil terlempar kedalam sungai," katanya.
Saat ini tim SAR gabungan masih berusaha mencari keberadaan Pelda Eka Budi yang diduda terpental ke dalam sungai cemoro.
"Semoga korban segera ditemukan," katanya. (*)