"Tapi karena kita negara demokrasi semua masyarakat bebas menyurakan pendapat," ujarnya.
"Yang deklarasi tidak hanya Ganjar kok, mbak Puan juga deklarasi," aku dia.
Bahkan, sosok pendamping Jokowi saat memimpin di Solo itu, blak-blakan memberikan dukungan penuh kepada Ganjar.
Dia pasang badan, jika ada yang mengajukan deklarasi dipersilahkan langsung untuk berkas-berkas diserahkan ke DPC PDIP Solo yang akan diberikan ke DPP dan DPP.
"Jika bangsa ingin dapat anugrah (ganjaran) ya pilih Ganjar Pranowo," ujarnya
"Dikatakan deklarasi yang monggo, yang punya hak untuk beri sanksi itu DPP," jelas dia menekankan.
PDIP Memanas
Internal PDIP kembali 'memanas' karena pernyataan kontroversial Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Wuryanto.
Di mana Bambang Pacul sapaan akrab pria yang juga Ketua DPP PDIP itu, menyebut kader yang mendukung Ganjar Pranowo sebagai presiden sebagai kader celeng, bukan lagi banteng.
Bahkan Wakil Ketua DPC PDIP Purworejo sekaligus Ketua DPC Seknas Ganjar Indonesia (SGI) Purworejo, Albertus Sumbogo balik menyindir kepemimpinan Bambang Pacul, membuat kader yang bermental bebek dan babu.
Lantas seperti apa pendapat pengamat politik?
Baca juga: Pakai Kaus Merah Menyala, Ganjar Mendadak Temui dan Temani Sandiaga di Sangiran Sragen, Bahas Apa?
Baca juga: Bambang Pacul Bicara soal Mega Capres PDIP, Setelah Viral Rekaman Teh Botol Sosro Puan Maharani
Pengamat Psikologi Politik UNS Solo, Moh Abdul Hakim menilai bahwa tindakan dua politikitus itu merupakan tindakan aksi-reaksi.
"Bentuk labelisasi negatif, seperti Kampret dan Cebong dulu. Tujuannya membuat garis tegas antar kader yang dianggap loyal atau membangkang," ungkap dia kepada TribunSolo.com, Senin (11/10/2021).
Dengan begitu menurut dia, kader yang pro Ganjar sebagai bakal Calon Presiden 2024 akan berpikir dua kali karena akan dianggap kelompok celeng.
"Entah disadari maupun tidak, akan memperkuat friksi-friksi di internal partai," jelasnya.