"Tempat saya itu ya pelosok, enggak tahu caranya naik pesawat terbang. Lha itu ternyata ada pintu darurat itu geser, lha gitu saja. Baru pertama kali lucu."
"Ya Allah karena keterbatasan pengetahuan tentang dunia kemajuan, itu ketinggalan, maklum saya itu bisanya cuma macul (mencangkul), desa saya sangat pelosok," imbuh Sudarto, dikutip dari TribunJakarta.com, Rabu (22/12/2021).
Baca juga: Kisah Pria di Timika Rela Tempuh 473 Km Naik Pesawat Demi Nonton Spider-Man, Diapresiasi Pihak Sony
Petugas keamanan pun langsung membawa Sudarto ke ruangan khusus dan memintanya untuk membuat surat pernyataan.
"Terus saya ditanya dan dibawa ke kantor, terus saya ditanya lagi, saya juga tanya 'sekiranya saya kena, sanksi apa? sanksinya hanya tiketnya hangus," ungkapnya.
"Terus saya disuruh untuk membuat surat pernyataan dan saya tanda tangani bahwa di situ saya enggak tahu sama sekali cara terbang," ujarnya.
Mulanya penerbangan tersebut hanya diundur selama 2 jam, namun karena kesalahan teknis penerbangan Jakarta-Blora itu terpaksa dibatalkan.
Pihak maskapai pun menawarkan penerbangan tujuan Juanda, Surabaya dan akan diantarkan dengan bus menuju Cepu.
Namun, para penumpang yang didominasi kepala desa Blora, memilih menggunakan moda transportasi lain langsung ke Blora.
Sudarto pun langsung meminta maaf dengan mengirimkan sms satu persatu kepada para rekannya.
Ia bersedia untuk melakukan apapun untuk menebus kekesalan para penumpang.
"Saya langsung SMS teman-teman, mohon maaf karena tidak jadi terbang."
"Andai kata saya ikhlas karena ini saya termasuk mengganggu tentang kenyamanan teman-teman kades, nanti saya siap andai kata bapak-bapak merasa saya kecewakan, saya siap segala-galanya," ucap Sudarto.
Purwondo, Kades Ngrawoh yang juga ikut dalam rombongan pesawat tersebut mengatakan bahwa para rekannya banyak yang akhirnya memilih untuk naik moda transportasi darat.
"Melihat cuacanya seperti ini ya mending naik kereta, tapi sebagian ada yang menggunakan bus," jelasnya, dikutip dari Kompas.com.
(*)