Berita Solo Terbaru

Gibran Ungkap, Siswa Lebih Happy PTM daripada PJJ, Tapi Kini Pemkot Terapkan Metode Hybrid

Penulis: Agil Trisetiawan
Editor: Asep Abdullah Rowi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi tatap muka di Solo.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo memutuskan untuk menerapkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara hybrid.

Hybrid adalah pembelajaran dengan sistem kombinasi metode PTM dan online.

KBM Hybrid akan diterapkan mulai minggu depan.

Kebijakan ini untuk menggantikan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) 100 persen.

PJJ 100 persen diterapkan seiring dengan melonjaknya kasus Covid-19 di Kota Solo.

Tapi menurut Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, sebenarnya para siswa lebih senang dengan PTM.

"Ini bukan PTM, tapi hybrid. Kalau masih gak yakin, PJJ gak papa, gak dianggap absen," katanya, Sabtu (12/2/2022).

Gibran menegaskan, keputusan siswa melakukan PTM atau PJJ sepenuhnya ada di tangan orangtua.

Pihak sekolah akan memfasilitas siswanya yang menggelar PJJ.

Baca juga: Tak Terima Diingatkan Pakai Masker, Pria Asal Solo Tega Layangkan Tendangan dan Pukul Sopir Bus BST

Baca juga: Wali Kota Solo Gibran Putuskan PTM di Solo Jalan Lagi, Orangtua Murid Bersorak Hore

Untuk aturan lebih detail, akan dijelaskan melalui SE terbaru.

"Aturannya nanti dilihat di SE," ujarnya.

Orangtua Bersorak Hore

Pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah Kota Solo resmi diberlakukan lagi, Senin (14/2/2022).

Kepastian ini disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Solo, Etty Retnowati, kepada TribunSolo.com, Jum'at (11/2/2022).

"Bagi sekolah di Solo yang tak terpapar Covid-19, Senin 14 Februari 2022 sudah bisa PTM kembali," ungkap dia.

Ya, sejak Senin 7 Februari 2022 lalu seluruh PTM dihentikan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka karena meroketnya kasus klaster di sekolah.

Etty mengatakan, Meski boleh diberlakukan PTM, kegiatan belajar mengajar tetap mengutamakan protokol kesehatan.

Bahkan PTM ini kata dia, karena mayoritas orang tua murid berharap segera diberlakukan PTM kembali.

"Sekolah harus fasiltasi dua-duanya, bagi yang PTM atau PJJ, nanti kita bisa meminta kembali persetujuan orang tua," jelasnya.

Baca juga: Alasan Siswa di Sragen Tetap Boleh PTM 100 Persen, Dinas Pendidikan : Belum Ada Klaster di Sekolah

Baca juga: Sempat Minta PTM Lanjut, Kini Gibran Ralat Kebijakan : Sekolah di Solo Daring Lagi Per 7 Februari

Keputusan ini pun disambut lega kebanyakan orangtua murid.

Pasalnya, metode belajar di rumah ala PJJ selama ini dianggap membuat anak malah merasa tertekan.

Irin, seorang ibu yang anaknya bersekolah di salah satu SD Negeri di Solo, menyebut, orangtua murid juga jadi kerepotan, karena harus ketambahan tugas membimbing anak di rumah.

Survei ke Orang Tua

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo tengah melakukan survei dengan sasaran orang tua murid.

Survei ini untuk mengetahui, apakah orang tua murid lebih senang Pembelajaran Tatap Muka (PTM), ataukah pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan, survei ini akan dijadikan bahan evaluasi kegiatan Belajar mengajar (KBM) di Kota Solo.

Baca juga: Kasus Covid-19 di PTM Boyolali, Dinas Belum Mau Disebut Klaster: Sumber Penularan Bukan di Sekolah

Baca juga: Ternyata Klaster Sekolah di Sukoharjo Mengganas di SD hingga SMA,Ada Ratusan Siswa Jalani Swab & PCR

Pasalnya, saat ini Pemkot Solo kembali menerapkan PJJ 100 persen, seiring dengan meningkatnya kasus Covid-19.

"Anak-anak pengennya PTM. Tapi kalau orang tuanya gak boleh, ya tetap PJJ," kata Gibran, Jumat (11/2/2022).

Gibran ingin, PTM dan PJJ bisa berjalan beriringan, namun keputusannya dikembalikan lagi kepada orang tua murid.

Baca juga: Cara Ikut Seleksi Masuk UIN RM Said Surakarta via SPAN-UM PTKIN 2022, Isi Data Sekolah & Siswa Dulu

"Kita lihat minggu depan, orang tua lebih seneng PTM apa PJJ," ujarnya.

"Kalau lebih suka PTM, nanti kita lihat apakah bisa dilakukan 50 persen atau 100 persen. Karena ini pandemi tinggi-tingginya," tambahnya.

Keputusan itu nanti akan tertuang dalam surat edaran yang diterbitkan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo.

Untuk sekolah yang ada kasus Covid-19, Gibran mengatakan, untuk tidak menggelar PTM terlebih dahulu.

Saat ini, ada 41 sekolah di Kota Solo yang ditemukan kasus covid-19, dengan 2 sekolah menjadi klaster.

"Jika PTM jalan lagi, treatmentnya sama seperti tahun lalu," pungkasnya. (*)

Berita Terkini