TRIBUNSOLO.COM - Kabar duka datang dari dunia olahraga tanah air.
Pasalnya, Hero Tito petinju asal Malang, Jawa Timur yang meninggal dunia pada Kamis (3/2/2022).
Dikenal berprestasi, Hero Tito mulai bertinju di usia 12 tahun.
Ia menjadi petinju amatiran sampai menjadi petinju profesional.
Baca juga: Sosok Petinju Nasional Tibo Monabesa, Dulu Seorang Sopir Angkot Kini Jadi Juara Tinju WBC
Baca juga: Jelang Laga Tinju Kelas Selebriti, Aldi Taher ke Vicky Prasetyo: Mending Cuci Kaki Terus Pulang
Dilansir dari Tribunnews, sebelum meninggal dunia, Hero Tito sempat bertanding di partai tambahan pada ajang Holywings Sport Show pada Minggu malam lalu.
Namun, ia harus dilarikan ke rumah sakit lantaran ambruk dan tak sadarkan diri.
Diketahui, Hero Tito mendapatkan pukulan uppercut dari sang lawan James Mokoginta.
Ia ambruk pada ronde ketujuh dan mendapatkan perawatan serius di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading karena mengalami pendarahan di otak.
Setelah menjalani operasi, Hero Tito belum juga sadarkan diri dan dikabarkan meninggal.
Kabar duka tersebut dibenarkan oleh promotor tinju Indonesia, Armin Tan.
"Ya, benar, tadi jam 16.45," kata Armin dikutip dari Tribunnews.
"Malam ini jenazah Hero Tito langsung diantar ke Malang," sambungnya.
Sosok Hero Tito
Hero Tito merupakan petinju asal Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur
Melalui perjuangannya, ia berhasil menembus ring tinju internasional.
Dikutip dari SuryaMalang.com via Tribunnews, Hero Tito pernah menyandang gelar juara dunia versi World Professional Boxing Federation (WPBF).
Pria 36 tahun itu memegang sabuk juara dunia WPBF kelas ringan 61,2 kg sejak menjatuhkan petinju asal Thailand, Thongchai Kunram dalam Kejuaraan Tinju Dunia Sabuk Emas Xanana 2016, di Lospalos Gymnasium, Timor Leste pada (27/11/2016).
Ayah dua anak ini mengatur porsi latihannya sendiri untuk menghadapi sebuah pertarungan.
Ia juga pernah berangkat ke Korea Selatan seorang diri saat akan bertarung melawan petinju Doong Hoon Yook di Busan, tahun 2016 lalu.
Baca juga: Duduk Perkara Adu Tinju Anggota TNI vs 2 Polantas di Jalanan Ambon : Hanya Salah Paham Lalu Lintas
Baca juga: Duduk Perkara Adu Tinju Anggota TNI vs 2 Polantas di Jalanan Ambon : Hanya Salah Paham Lalu Lintas
Hero Tito mulai bertinju di usia 12 tahun karena pengaruh ayah dan kakaknya.
Ia mengawali prestasi di tinju amatir di ajang Kejurda.
Medali emas di kelas Layang Ringan 45 Kg dan menjadi salah satu kebangaannya.
Karier tinju amatir Hero Tito banyak dilalui di Kalimantan sebelum akhirnya pulang ke Malang dan memilih menempuh jalur profesional.
Rupanya, ia memilih profesi sebagai petinju profesional karena faktor ekonomi.
Namun, ternyata belum bisa mencukupi kebutuhan keluarganya.
Diketahui, ia sempat menjadi tukang parkir, satpam, jadi pelatih tinju personal, hingga dibantu menjadi staf honorer di antara statusnya sebagai petinju.
(*)