Berita Sragen Terbaru

Sapi dari Jawa Timur Tak Dilarang Masuk Sragen, Meski Wabah Penyakit Mulut dan Kuku Kian Merebak

Penulis: Septiana Ayu Lestari
Editor: Asep Abdullah Rowi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi : Pemeriksaan kesehatan sapi.

Berikut ciri-ciri atau tanda klinis PMK yang terjadi pada hewan ternak di Jawa Timur berdasarkan data dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sragen :

- Tanda klinis awal : penurunan nafsu makan, hipersalivasi (mengeluarkan lendir berlebihan), panting (nafas terengah-engah), kepincangan (beberapa sampai terbaring), dan demam.

- Tanda klinis kemudian berkembang, dengan munculnya vesikel/lepuh dan atau erosi pasa sekitar mulut, lidah, gusi, hidung, teracak (kuku) dan puting.

Kasus di Boyolali

Wabah penyakit Mulut dan kuku (PMK) pada ternak sapi diduga sudah masuk Boyolali.

Ada belasan sapi di Kecamatan Mojosongo yang mengalami gejala klinis seperti PMK.

Seperti diketahui PMK telah banyak terjadi di wilayah Jawa Timur.

Baca juga: Uniknya Bakdan Sapi yang Hanya Ada di Boyolali : Sebelum Diarak Kampung, Sapi-sapi Sarapan Ketupat

Baca juga: Harga Daging Sapi di Sragen Meroket Jelang Lebaran, Sekarang Tembus Rp 130 Ribu per Kg

Hal itu diketahui setelah dari adanya peternak yang melaporkan jika sapi-sapinya mengalami gejala PKM.

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disanakkan) Boyolali, Lusia Dyah Suciati membeberkan jika pada Sabtu (7/5/2022) pekan lalu, pihaknya mendapatkan laporan dari peternak sapi di Mojosongo Boyolali.

Peternak tersebut melaporkan jika dua ekor sapinya yang mengalamai gejala, seperti mulutnya melepuh, lendir yang dikeluarkan juga banyak, lidahnya seperti orang sariawan, Suhu badannya tinggi hingga nafsu makannya berkurang.

Baca juga: Jelang Lebaran, Harga Daging Sapi Super di Karanganyar Melonjak, Tembus Rp 130 Ribu per Kg

“Temen-temen kemudian melakukan pengecekan ke lokasi dan koordinasi dengan balai besar veteriner Wates. Hari Minggu kemarin kita bersama BB Veteriner itu kesana untuk melakukan identifikasi,” jelas Lusia, kepada TribunSolo.com, Senin (9/5/2022).

Dalam pengecekan lokasi itu, tak hanya 2 ekor sapi saja yang mengalami gejala klinis PMK itu.

Namun seluruh sapi di kandang yang berjumlah 15 ekor sapi seluruhnya juga mengalami gejala yang sama.

Pihaknya pun kemudian mengambil sampel darah dan lendir seluruh sapi yang ada serta memberikan pengobatan terhadap sapi-sapi tersebut.

“Sampel tersebut kemudian di-lab kan untuk mengetahui positif dan tidaknya (PMK),” jelasnya.

Baca juga: Seminggu Puasa, Ini Harga Sembako Karanganyar : Cabai Naik Rp 7 Ribu, Daging Sapi Rp 10 Ribu Per Kg

Halaman
123

Berita Terkini