Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Klaten Terbaru

Kisah Teguh Pesepeda Asal Klaten : Pamit Istri Jelajah Indonesia, Hembuskan Napas saat Menuju ke IKN

Perjalanan H. Teguh Mukti Wibowo, pria 61 tahun menjelajah bumi nusantara dengan sepeda harus berakhir.

Penulis: Ibnu Dwi Tamtomo | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Dok FB Teguh Mukti
Pesepeda legendaris yang suka menjelajah bumi nusantara, H Teguh Mukti Widodo (601) asal Desa Belangwetan, Kecamatan Klaten Utara saat berada menuju IKN. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Perjalanan H. Teguh Mukti Wibowo, pria 61 tahun menjelajah bumi nusantara dengan sepeda harus berakhir.

Pesepeda asal Desa Belangwetan, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten itu meninggal dunia sebelum menuntaskan keinginnnya.

Sang istri, Sri Harjanti menceritakan, suaminya yang dikenal penjelajah pakai sepeda itu sempat pamit kepada dirinya.

"Pamit pergi dari rumah sejak 21 Desember 2021, niatnya beliau memang pergi ke Aceh untuk ke Masjid Baiturrahman," ungkap dia kepada TribunSolo.com, Rabu (18/5/2022).

Sebelum perjalanan panjangnya, Teguh telah mempersiapkan fisiknya sejak September 2021.

Saat persiapannya, dimata istri, Teguh dikenal sebagai orang yang gigih.

"Dari mulai September 2021, almarhum itu udah persiapan fisik mulai jalan kaki setiap hari sampai pernah susah buat jalan tapi enggak menyerah juga," terangnya.

"Sekian lama berjuang, sampai akhirnya latihan pakai sepeda dari rumah sampai ke jogja ditempuh dalam 1,5 jam, itu rutin sebelum berangkat ke Aceh," jelasnya.

Baca juga: Kayuhan Terakhir Mbah Teguh Pesepeda Asal Klaten : Meninggal saat Gowes Menuju IKN di Kalimantan

Baca juga: Cak Imin Dukung Pemindahan Ibu Kota, Siap Gelar Pengajian dan Potong Tumpeng di Titik Nol IKN

Tujuan menjelajah di antaranya ke Aceh untuk mengikrarkan masuk agama Islam.

Dia menegaskan, jika Teguh ingin merasakan perjalanan spiritual dengan bermodal sepeda ontel.

Harjanti menjelaskan, saat pergi melakukan perjalanan Mbah Teguh hanya bermodal satu tas berisi pakaian secukupnya.

"Saat pergi itu, beliau hanya membawa baju secukupnya, Al-Qur'an dan tasbih," jelasnya.

Baca juga: Wacana Pemerintah Naikkan Harga Pertalite dan Elpiji 3 Kg, Ada Kaitan dengan IKN? Ini Kata Pengamat

Baca juga: Nasib Gedung Pemerintah di Jakarta saat Presiden hingga DPR Pindah IKN, Akankah Terbengkalai?

Menurutnya barang bawaan yang sedikit tersebut membuatnya lebih fleksibel saat melakukan perjalanan jauh.

Dirinya juga mengatakan jika tempat suaminya melepas lelah biasanya memilih SPBU atau Masjid lantaran merasa nyaman dan aman.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved