"Karena merasa tertabrak dan ada kerusakan, ayah saya menepi lalu berhenti. Mobil Paspampres juga berhenti. Mobil Paspampres tersebut juga berhenti, kaca depan mobilnya rusak," lanjutnya.
"Pas ayah saya turun, ada 3 orang dengan seragam dinasnya dari mobil tersebut yang turun lalu langsung memukul ayah saya tanpa bilang apa-apa," tuturnya.
"2 kernet ayah saya juga ikut dipukul. lalu mereka baru mau ngomong, minta ganti rugi. ayah saya bilang 'pak, kalau saya salah saya minta maaf, sekarang bapak mau nahan apa saya kasih'. Saat bicara pun ayah saya juga masih mendapat kekerasan fisik. Akhirnya SIM ayah saya diminta oleh Meraka," lanjut cerita tersebut.
Keterangan tersebut juga dibenarkan oleh anggota Paspampres yang melakukan pemukulan.
Oknum yang bernama Heri Misbah itu mengaku jika mobil Paspampres tersebut menerobos lampu merah.
"Di lampu merah posisi sudah merah kami maksain maju. Terus dari depan mobil sudah nutup," kata dia.
Hari mengaku, saat kejadian tersebut dirinya sedang tidak bertugas atau mengawal dan tidak ada kegiatan yang urgent atau mendesak.
"Tidak (tugas), tidak (urgent)," kata dia.
Ditanya menganai alasan memukul, Hari mengaku bahwa itu murni kesalahannya dan ia mengaku khilaf.
"Kalau itu mukul saya ngaku salah, saya khilaf," ungkapnya.
Sedangkan untuk penyiataan SIM, dirinya menjelaskan bahwa yang meminta dari pihak rental mobil. Dimana dari pihak rental yakni drivernya.
"Untuk SIMnya itu dari rental berkomunikasi lebih lanjut," paparnya. (*)