"(Mengawal siapa) lha embuh, tim advance (pendahulu)," jelas Gibran.
Putra sulung Presiden Jokowi itu mengaku tak terima ada warganya yang diperlakukan kasar, terlebih kejadian pemukulan itu berada di Kota Solo.
Meski demikian, perihal sanksi yang bakal diberikan kepada Hari disebutnya merupakan kewenangan dari Komandan Paspampres.
"Kalau saya nggak terima warga digituin. Tugasku ngelindungi warga, urusannya Paspampres dengan komandan," tegasnya.
"Tidak ada harapan. Itu sanksi urusan komandan, tanggung jawab saya melindungi warga yang dipukul," tambah Gibran.
Gibran menekankan, dirinya malu atas tindakan Paspampres tersebut.
Terlebih lagi, kejadian tersebut terjadi di dekat kediamannya yakni di Daerah Sumber, Kecamatan Banjarsari.
"Kejadiannya juga dekat rumah saya, bayangno aku isin banget (bayangkan aku malu banget)," aku dia.
Putra sulung Presiden Joko Widodo itu juga mengaku telah mengantongi rekaman CCTV yang memperlihatkan adanya adegan pemukulan tersebut.
Baca juga: Sosok Hari Misbah, Paspampres yang Akui Pukul Sopir Truk di Solo : Saya Salah, Saya Khilaf
Baca juga: Dua Wanita Owner Arisan Online Bodong di Wonogiri Ditahan: Tipu Nasabah Hingga Miliaran Rupiah
Menurutnya, adegan pemukulan yang dilakukan anggota Paspampres itu bisa dikatakan kasar.
"CCTV sudah saya pegang, jelas banget kejadiannya, kasar banget," ungkapnya.
Alasan Pelaku Memukul Warga
Sebelumnya, tindakan pemukulan dilakukan oleh salah satu anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) bernama Heri Misbah ke sopir truk di Kota Solo.
Diketahui, kejadian tersebut terjadi di Jalan Ahmad Yani atau tepatnya di simpat Empat Girimulyo.
Di mana truk dari arah patung Wisnu menuju ke arah Terminal Tirtonadi. Sedangkan, mobil dari Paspampres dari arah berlawan hendak belok kanan atau ke arah Sumber, Banjarsari.
Dari keterangan yang dibagikan oleh anak sopir truk, kronologi kejadian tersebut bermula saat ayahnya mengemudikan truk di belakang bus dan rombongan motor.
Saat lampu sudah hijau, dari arah truk mulai melaju. Namun, saat bersamaan dari arah mobil Paspampres yang saat itu posisinya sedang lampu merah tetap melaju.
"Lalu tiba-tiba ada mobil Paspampres yang nyelonong melanggar lampu merah dari arah samping. bus di depan sudah lewat duluan, rombongan motor mengklakson mobil tersebut tapi mobilnya tetep nekat," curhatan yang dibagikan akun Twitter @txtdrseragam.
Hingga akhirnya akibat kejadian tersebut bagian belakang samping truk bersenggolan dengan mobil dari Paspampres.
Baca juga: Gibran Marah ke Paspampres yang Pukul Sopir Truk : Copot Masker Paspampres Sampai Putus Talinya
"Karena merasa tertabrak dan ada kerusakan, ayah saya menepi lalu berhenti. Mobil Paspampres juga berhenti. Mobil Paspampres tersebut juga berhenti, kaca depan mobilnya rusak," lanjutnya.
"Pas ayah saya turun, ada 3 orang dengan seragam dinasnya dari mobil tersebut yang turun lalu langsung memukul ayah saya tanpa bilang apa-apa," tuturnya.
"2 kernet ayah saya juga ikut dipukul. lalu mereka baru mau ngomong, minta ganti rugi. ayah saya bilang 'pak, kalau saya salah saya minta maaf, sekarang bapak mau nahan apa saya kasih'. Saat bicara pun ayah saya juga masih mendapat kekerasan fisik. Akhirnya SIM ayah saya diminta oleh Meraka," lanjut cerita tersebut.
Keterangan tersebut juga dibenarkan oleh anggota Paspampres yang melakukan pemukulan.
Oknum yang bernama Heri Misbah itu mengaku jika mobil Paspampres tersebut menerobos lampu merah.
"Di lampu merah posisi sudah merah kami maksain maju. Terus dari depan mobil sudah nutup," kata dia.
Hari mengaku, saat kejadian tersebut dirinya sedang tidak bertugas atau mengawal dan tidak ada kegiatan yang urgent atau mendesak.
"Tidak (tugas), tidak (urgent)," kata dia.
Ditanya menganai alasan memukul, Hari mengaku bahwa itu murni kesalahannya dan ia mengaku khilaf.
"Kalau itu mukul saya ngaku salah, saya khilaf," ungkapnya.
Sedangkan untuk penyiataan SIM, dirinya menjelaskan bahwa yang meminta dari pihak rental mobil. Dimana dari pihak rental yakni drivernya.
"Untuk SIMnya itu dari rental berkomunikasi lebih lanjut," paparnya. (*)