Berita Sukoharjo Terbaru

Pabrik Uang Palsu Rp 1,2 Miliar di Sukoharjo Dibongkar, Kapolda Jateng : Sangat Mirip, Ada Seratnya

Penulis: Erlangga Bima Sakti
Editor: Asep Abdullah Rowi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penampakan uang palsu yang bentuknya sangat mirip dengan yang asli pecahan Rp 100 ribu saat pelaku dihadirkan dalam konferensi pers Polda Jateng di Mapolres Sukoharjo, Selasa (1/11/2022). Itu diproduksi di kompleks perumahan di Kampung Larangan, Kelurahan Gayam, Kabupaten Sukoharjo. Percetakan itu milik Irvan Mahendra, yang sudah membuat sejak sejak bulan Agustus lalu.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Uang palsu berjumlah miliaran rupiah di Kabupaten Sukoharjo bentuknya sangat mirip dengan yang asli.

Pabrik produksi uang itu berada di kompleks perumahan di Kampung Larangan, Kelurahan Gayam.

Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan, lokasi yang digunakan sebagai tempat produksi upal itu berkedok sebagai perusahaan percetakan.

"Untuk sementara cetak yang lain untuk kamuflase. Ada kalender dan sebagainya, tapi yang paling pokok uang," kata dia, kepada TribunSolo.com, Selasa (1/11/2022).

Menurutnya, hal itu dibuktikan dengan adanya kertas cetakan senilai Rp 1,2 miliar yang sudah siap edar yang sudah menjadi potongan seukuran uang asli.

Baca juga: Pabrik Uang Palsu di Sukoharjo Sudah Cetak Rp 1,2 Miliar : Beredar di Lampung, Klaten hingga Solo

Baca juga: Nasib Penjual Tempe di Wonogiri : Untung Tak Seberapa, Pembeli Bayar Pakai Uang Palsu Rp 100 Ribu

Di rumah berlantai dua itu, pihaknya juga mendapati sebanyak 11 mesin cetak.

Adapun mesin dan bahan uang itu menurutnya berasal dari luar negeri sehingga sangat mirip dengan aslinya.

"Terkait dengan TKP orang tidak akan tahu bahwa di sini memproduksi uang palsu. Untuk itu saya mohon untuk mengedukasi masyarakat karena uang palsu memiliki implikasi yang luar biasa sekali," jelasnya.

Soal rupa upal yang diproduksi, kata dia, pelaku memiliki kualifikasi kontrol tersendiri karena memiliki motif untuk mencari keuntungan.

Menurutnya upal yang diproduksi itu sangat mirip dengan uang asli, sebab ada seratnya.

Dia menduga semakin canggih peralatan saat ini, para pelaku itu belajar.

"Mereka belajar, jadi belajar dari medsos dan kemudian mencoba. Hampir mendekati mirip itu, oleh karena itu saya menggandeng Bank Indonesia," jelas Kapolda.

Terkait kapan mulai beredarnya upal tersebut, Kapolda mengatakan pihaknya akan melakukan pendalaman.

Termasuk dengan melihat kasus upal sebelumnya, apakah terkait dengan jaringan percetakan upal di Sukoharjo itu.

"(yang beredar) pecahan Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu yang lama. Untuk uang masuk ke bank, kita belum menyidik kesana," terangnya.

Sementara itu, ketika dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolres Sukoharjo, pemilik percetakan tersebut Irvan Mahendra, mengaku percetakan miliknya mulai memproduksi upal sejak bulan Agustus lalu.

Pelaku mengaku tidak ada pemesan khusus dari upal yang diproduksinya.

Selain itu, dia belajar mencetak upal tersebut dari temannya.

"Saat ini belum dapat untung sama sekali. Saya tidak tahu (uang diedarkan kemana saja)," jelas dia.

"Tidak pernah membelanjakan, saya kebanyakan di luar, tidak sering di tempat produksi," kata pemilik percetakan Irvan Mahendra. (*)

Berita Terkini