Berita Sragen Terbaru

Museum Miri Sragen Ungkap Sisi Lain Zaman Purba di Kawasan Sangiran : Fosil Gajah hingga Akar Bakau

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Museum Miri, yang berada di kompleks SDN 1 Girimargo, Desa Girimargo, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen. Museum ini menyajikan zaman purba di kawasan Sangiran dengan sejumlah fosil hewan hingga akar bakau.

Sekitar 2 juta tahun yang lalu, pada masa Pleistosen Awal wilayah Miri adalah lautan dangkal, kemudian berubah menjadi kawasan pantai pada 800 ribu tahun yang lalu.

Baca juga: 5 Tempat Wisata di Sragen yang Wajib Dikunjungi, Museum Sangiran hingga Pemandian Air Panas Bayanan

Sisa-sisa kawasan pantai dan hutan bakau masih dapat dilihat hingga kini di kawasan Kedung Cumpleng dan Kedung Grujug.

Kawasan pantai ditandai dengan adanya lapisan grenzbank, yang menurut Jumadi sulit ditemukan di situs Sangiran.

Setelah itu, kawasan Miri berubah menjadi daratan yang banyak dihuni oleh gajah purba, kerbau dan rusa.

Menurut Jumadi, di Museum Miri juga menyimpan fosil kayu yang sudah membatu juga akar bakau.

"Ada koleksi fosil-fosil hewan, gajah, kerbau, buaya, juga ada akar bakau, kayu yang sudah membatu ada," jelasnya.

Baca juga: Penyanyi Campursari di Sragen Laporkan Penonton ke Polisi, Lagi Asyik Nyanyi Dadanya Ditowel

Museum Miri kini masih jadi jujugan para pelajar maupun peneliti untuk belajar dan meneliti tentang fosil.

"Jadi rujukan belajar fosil anak-anak SD, sering ada penelitian juga, yang berkunjung anak SD hingga SMA," jelasnya.

Belajar ke Museum Miri tidak dipungut biaya alias gratis.

"Masuknya gratis, bisa langsung datang," pungkasnya.

(*)

 

Berita Terkini