Berita Sragen Terbaru

Atap MIM Gemantar Sragen Ambrol : Isak Tangis & Panik Warnai Evakuasi Siswa yang Terjebak Reruntuhan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi MIM Gemantar, di Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen yang atapnya roboh, Senin (9/1/2023).

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Suasana belajar mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Gemantar, Sragen seketika berubah menjadi isak tangis.

Anak-anak yang baru saja mengikuti proses belajar mengajar, tiba-tiba harus menjadi korban dari atap yang tepat berada di atas mereka ambrol.

Kejadian tersebut terjadi pada Senin (9/1/2023) sekitar pukul 08.15 WIB.

Atap yang ambrol menaungi ruang kelas 2, kelas 4 dan kelas 6.

Saat kejadian, menurut salah satu guru, Tri Lestari Ningsih mengatakan terdengar bunyi keras.

Baca juga: Atap MIM Gemantar Sragen Ambrol Saat KBM Berlangsung, Timpa Siswa dan Guru : 3 Orang Terluka

Setelah keluar, ia melihat atap sudah jatuh ke tanah dan masih ada beberapa anak yang tertimpa puing-puing atap yang ambrol itu.

"Saya kan ada di ruang sebelah, pembelajaran sudah mulai, tahu-tahu ada suara gemuruh keras, saya kira ada kecelakaan atau apa," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (9/1/2023).

"Saya keluar kok sepi, saya ke sini keadaannya sudah begitu, ada anak-anak yang masih dibawah," tambahnya.

Tri pun langsung membantu mengevakuasi anak-anak yang masih terjebak di dalamnya.

Menurutnya, ada 8 siswa, 2 guru, dan seorang kepala sekolah yang berada di ruang kelas ketika atap runtuh.

Baca juga: Banyak Pertimbangan, Disdikbud Sragen Pastikan Belum Lakukan Regrouping Sekolah Tahun Ini

Kejadian yang tidak terprediksi sebelumnya itu membuat siswa dan guru panik.

Bahkan, tak sedikit anak-anak yang menangis karena merasa takut.

"Ada yang menangis, karena masih ada yang dibawah reruntuhan, panik semua, saya langsung masuk, yang penting semua selamat dulu," ujar Tri.

Sementara itu, suara tangisan anak-anak juga terdengar hingga ke lingkungan sekitar.

"Iya ada anak-anak yang menangis," kata Painem, warga sekitar.

(*)

Berita Terkini