Bahkan tidak hanya uang untuk makan para pekerja di warungnya.
Gaji para pekerja juga banyak yang belum terbayar.
"Karena pembayaran kepending. Mereka mengajukan Rp 10 juta mereka nerima Rp 8 juta. Ada juga dikasih Rp 200.000," jelasnya.
Bahkan ada yang hanya dibayar sangat sedikit dari yang seharusnya.
"Mereka lembur sampai jam 11 malam tidak terbayarkan. Yang paling parah sekian puluh juta cuma dikasih Rp 200.000," terang Dian.
Selama dua tahun lebih utang itu tak terbayarkan.
Sampai saat ini ia berusaha menagih ke para mandor.
"Dua tahun lebih. Dibagi untuk material, tenaga, untuk warung. Mandornya sendiri mau pulang ke rumah aja takut enggak bawa uang," jelasnya. (*)