Berita Solo

Dishub Solo Kewalahan, Pengunjung Masjid Sheikh Zayed Melonjak: Macet, Waktu Tempuh Shuttle 40 Menit

Penulis: Ahmad Syarifudin
Editor: Adi Surya Samodra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Shuttle bus Feeder BST yang khusus melayani pengunjung Masjid Raya Sheikh Zayed.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Masalah parkir Masjid Raya Sheikh Zayed seperti tidak ada habisnya jika menghadapi lonjakan pengunjung terutama saat musim haji.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Solo, Taufiq Muhammad menjelaskan dalam sekali waktu 30 bus bisa datang bersamaan membawa sekitar 1.500 penumpang.

"Kalau melayani shuttle 30 bus bareng ya memang repot. 1 bus 50 orang sudah 1.500," tuturnya kepada TribunSolo.com, Selasa (6/6/2023).

Sedangkan Feeder BST yang khusus disediakan sebagai shuttle bus yang hanya berjumlah 10 unit jelas sangat kewalahan.

Apalagi satu unit feeder membutuhkan waktu sampai 40 menit jika lalu lintas padat.

"Muter 40 menit kalau pas macet," tuturnya.

Baca juga: Aturan Baru Parkir di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo: Sabtu-Minggu Mobil Dilarang Parkir

Baca juga: Warganet Curhat soal Parkir di Honggowongso Solo, Gibran Bertindak, Pengelola Dipanggil Dishub

Penyediaan shuttle bus menjadi konsekuensi ketika area parkir yang disediakan memiliki jarak yang cukup jauh dari destinasi wisata yang dituju.

Ditutupnya Viaduk Gilingan membuat jarak tempuh antara parkir dan masjid semakin lama.

Saat ini parkir untuk Masjid Raya Sheikh Zayed disediakan di Terminal Tirtonadi dan Pedaringan.

Namun, lonjakan pengunjung tak sebanding dengan shuttle bus yang tersedia.

"Kemarin kita rapat dengan takmir," jelas Taufiq.

"Kemarin kita sampaikan ke takmir kami dari Dishub keterbatasan juga," tambahnya.

Saat ini pihak pengelola masjid pun sedang berusaha mencari solusi atas permasalahan ini.

"Dari takmir mau dibahas di internal memungkinkan tidak menyediakan shuttle," jelasnya.

Opsi lain yakni menggandeng swasta dalam menyediakan shuttle bus.

Namun, mereka juga kesulitan menentukan tarif karena jarak tempuh terlalu lama karena harus memutar melewati Persimpangan Banjarsari.

"Yang swasta banyak yang sudah nawarkan. Ketika kondisinya harus berputar ke Balapan swasta belum mau," ungkapnya.

(*)

Berita Terkini